Saturday, December 24, 2005

Analisis Pasar Kerja

Ini cuma tugas kuliah, tapi cukup lumayan untuk sebuah ide usaha. Terutama buat lulusan Pendidikan Luar Sekolah. Bisa juga buat peminat penyelenggaraan kursus yang memanfaatkan kesenjangan antara kebutuhan perusahaan dan pencari kerja.

Analisis Pasar Kerja
TUGAS MATA KULIAH DIMENSI EKONOMI
(Analisis Pasar Kerja)

Nama Mahasiswa : Abdillah
No. Registrasi : 1515010943
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Universitas Negeri Jakarta.

Analisis Lowongan Kerja

1. DIBTHKAN 30 ORG U/ Posisi Medical Repre-sentative SMU IPA/ SMF D3/S1 Kimia Max 25 Th. Sim C, Kend. Sndri, Pglmn MR Diutmkan Bersedia di Ditmptkan Di Sel Ind. Dtg. Lsg. Ke Jl. Gajah Mada No. 94 Lt. 2 Jakbar Bpk. Gloriel.

Lowongan sebenarnya untuk posisi: Marketing
Jabatan sebenarnya: Salesman

Sumber Iklan: Harian Poskota 21 Nopember 2005 Halaman 5 Kolom 2 Baris 2. (IKLAN BARIS)

2. DICARI Admintrasi minimal SMEA pengalaman + 1 tahun. Lamaran langsung ke Jl. Jelambar Raya 31 B. tlp 632-XXXX

Lowongan sebenarnya untuk posisi: Marketing
Jabatan sebenarnya: Salesman

Sumber Iklan: Poskota 21 Nopember 2005 Halaman 5 Kolom 3 Baris 8. (IKLAN BARIS)

3. LOWONGAN SALES CANVAS
• Laki-laki maks 27 tahun
• Pendidikan SLTA
• Tempat tinggal JABOTABEK
• Sanggup bekerja keras
Penerimaan calon Sales Canvas tanggal 22 Nopember 2006 Pukul 08:00 wib s/d 17:00 wib. Lamaran diantar langsung ke Wisma Bisnis Indonesia lt. 5 dengan Sdr. Anna – Customer Service
Wisma Binis Indonesia
Jln. K.H. Mas Mansyur No. 12 A Karet Tengsing Jakarta Pusat (+ 1 km dari Wisma Darmala Sakti)

Lowongan sebenarnya untuk posisi: Sales Canvas
Jabatan sebenarnya: Salesman/Marketing

Sumber Iklan: Harian Poskota 21 Nopember 2005 Halaman 3 Kolom 1 PALING BAWAH. (IKLAN BOX)

4. Recruitment Officer (REO)
• Bertanggung jawab atas seleksi karyawan baru
• S1 (lebih disukai Psikologi/Profesi), max.30 tahun,
• Pengalaman min. 2 tahun di bidang rekruitmen.

Lowongan sebenarnya untuk posisi: Recruitment Officer (REO)
Jabatan sebenarnya: HRD

Sumber Iklan: http://www.gpsjakarta.com LOWONGAN TV7

5. Employee Development Officer (EDO)
• Bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengembangan SDM
• S1, max.35 tahun, pengalaman min. 2 tahun di HRD

Lowongan sebenarnya untuk posisi: Employee Development Officer (EDO)
Jabatan sebenarnya: HRD

Sumber Iklan: http://www.gpsjakarta.com LOWONGAN TV7


Asumsi-asumsi hasil pengamatan:
1. Pada poin 1 dan 2 perusahaan pencari kerja, merupakan perusahan kecil dengan modal dibawah Rp. 600.000.000,-. Hal ini terlihat ke tidak bonafidan perusahaan itu dari sarana iklan yang dipilih, yakni Iklan Baris yang murah.
Perusahaan sangat berpengalaman tentang sulitnya mencari tenaga kerja yang siap pakai, khususnya untuk lowongan yang dibutuhkan yakni: pekerjaan sales dengan jabatan salesman. Oleh karenanya, perusahaan itu mensiasati “bunyi” iklan untuk menarik minat pencari kerja dengan cara seperti diatas (Posisi Medical Repre-sentative dan Administrasi) padahal yang dibutuhkan sebenarnya untuk posisi Sales atau Marketing.
Biasanya pencari kerja unskill yang hanya lulus SMA kebawah, akan mencoba-coba melamar.

Dengan harapan diterima bekerja seperti bunyi iklan tersebut. Tetapi banyak yang kecewa setelah mereka melihat kenyataannya. Akan tetapim, sebagian dari para pencari kerja tersebut, biasa ada yang mencoba menekuninya, walau pada akhirnya meninggalkan juga.
Keadaan ini biasanya juga dimanfaatkan oleh pengusaha, dimana dari sebagian yang mencoba menekuninya tersebut pasti ada yang berhasil menjual produknya. Pertanyaannya, apa pekerja atau pengusaha rugi?. Yang rugi sebenarnya pekerja, karena meski ia telah berhasil memasarkan produk, tetapi karena tidak sampai target penjualan persales, maka perusahaan tidak membayar apa-apa. Kalau pun ada penggantian transpor, pasti tidak cukup mengganti semua kerugiannya, termasuk biaya-biaya waktu menyiapkan perlengkapan administrasi saat mengajukan lamaran.

2. Sedangkan untuk poin 3 diatas, tipikal perusahaannya nampak cukup bonafid. Dimana selain ia menggunakan sarana iklan box di media yang sama dengan poin 1 dan 2, dari alamat kantornya, kita dapat mengetahui bahwa lokasi tersebut memang merupakan areal bisnis atau perkantoran. Bahasa yang digunakan juga jelas, bahwa perusahaan tersebut membutuhkan sales canvas. Perusahaan ini nampak sekali tidak mensiasati/penipu pencari kerja.

3. Pada poin 4 dan 5, penulis mengambil dari internet http://www.gpsjakarta.com sebuah situs yang menayangkan info lowongan kerja. Dalam situs tersebut, banyak di jumpai lowongan kerja yang di Depatemen (CPNS), BUMN dan Perusahaan bonafid.

Jika kita amati kalimat di poin 4 dan 5 tersebut, sebenarnya posisi tersebut cocok untuk PLS yakni Human Resources Departemen (HRD) /Personalia, tapi karena mereka tidak mengenal adanya PLS, maka perusahaan tersebut hanya mencantumkan pendidikan yang dibutuhkan adalah lulusan S1. Untuk poin 4 memang cocok untuk pekerja berpendidikan S1 Psikologi, tetapi poin 5 sebenarnya lebih cocok untuk lulusan PLS, karena posisi yang dibutuhkan ialah pengelolaan dan pengembangan SDM. Namun karena ketidak tahuan perusahaan tersebut terhadap PLS, ia tidak mencantumkan membutuhkan tenaga lulusan PLS. Padahal, jika tenaga PLS yang dipakai oleh perusahaan tersebut, maka perusahaan itupasti diuntungkan.
Pertanyaannya, mengapa ada perusahaan besar seperti TV 7 tidak mengetahui keberadaan PLS?. Mungkin ini kesalahan mahasiswa dan praktisi PLS yang tidak berusaha mensosialisasikan keberadaan PLS, tetapi menurut penulis, yang bersalah adalah perguruan tinggi penyelenggara PLS itu sendiri. Karena, mengapa menyelenggarakan program PLS kalau tidak ada upaya mensosialisasikannya?. Sehingga para lulusannya tidak dikenal apalagi dipercaya akan mampu menyelenggarakan kegiatan PLS dalam perusahaan-perusahaan atau industri-industri besar. Jika dibandingkan dengan FISIP Universitas Indonesia Jurusan Kesejahteraan Sosial-nya sejak tahun 2000 telah memikirkan pengadaan Pekerja Sosial yang mampu memasuki area kerja di industri. Misalnya sebagai Konsultan Kesejahteraan Sosial di industri manufactur yang padat karya. Bagaimana dengan Universitas Negeri Jakarta?.

Dinamika Pasar Kerja
Untuk dinamika pasar kerja, penulis tidak secara khusus melakukan analisis, tetapi di internet, dijumpai situs yang bagus untuk dapat kita belajari. Dibawah ini adalah isi situs yang menbicarakan dinamika pasar kerja. Sebuah artikel yang menarik.

Kutipan dari Internet http://www.e-psikologi.com/pengembangan/profss.htm
diakses pada tanggal 20 Desember 2005 Jam 02:30
Dinamika Pasar Kerja
Sama seperti industri lainnya, industri tenaga kerja diatur oleh siklus ekonomi, misalnya fluktuasi permintaan akan keahlian tertentu dan unsur psikologis dimana bidang pekerjaan tertentu dinilai sedang ‘hot / in’.

Contoh nyata yang terjadi di Indonesia pada awal tahun 1990an adalah banyak permintaan tenaga kerja di bidang perbankan. Pada saat itu para banker dibayar sangat mahal, sehingga para pencari kerja yang memiliki latarbelakang perbankan dengan mudah memperoleh pekerjaan dan tidak jarang dalam waktu singkat sudah memegang jabatan penting di sebuah bank tertentu. Namun apa yang diterjadi diakhir tahun 1990an sungguh menyedihkan; beberapa bank terpaksa dilikuidasi dan banyak banker yang memegang jabatan puncak terpaksa menganggur.

Contoh lainnya yang masih segar dalam ingatan kita adalah bidang IT. Tahun 1999 - 2000 siapa saja yang berpengalaman singkat dalam bidang IT – di perusahaan dot-com yang kecil dan tidak dikenal sekalipun – dapat pindah ke perusahaan berbasis internet lainnya dengan sangat mudah. Mereka yang berbakat melakukan interview dengan perusahaan kompetitor karena sadar akan bisa mendapatkan gaji dan kompensasi yang lebih tinggi ditambah dengan bonus lainnya. Pada awal tahun 2001 ternyata masa keemasan perusahaan dot.com mulai pudar dengan ditandai banyaknya perusahaan tersebut yang bangkrut atau melakukan perampingan.
Apakah kedua bidang / profesi tersebut di atas akan berjaya kembali ditahun 2002 mendatang atau muncul trend baru yang menciptakan bidang profesi tertentu, kita belum tahu secara pasti. Semuanya kembali pada situasi ekonomi dan politik yang terjadi di Indonesia.

Relativitas Nilai Profesional
Nilai profesional seringkali bersifat relatif sehingga menyebabkan profesi anda begitu bernilai di satu perusahaan namun kurang dihargai di perusahaan lainnya. Hal ini terjadi karena beberapa faktor sebagai berikut:

• Pada umumnya perusahaan-perusahaan yang sudah mapan memiliki analis untuk kompensasi dan tunjangan lainnya dalam rangka menentukan trend nilai profesi yang terbaru. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan para profesional yang sangat qualified. Namun demikian sebenarnya lebih banyak perusahaan yang menentukan nilai profesional berdasarkan pertimbangan subyektif.

• Penawaran anda tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Atau anda kuat dalam bidang tertentu tetapi sangat lemah dalam bidang lain.

• Jika karir anda datar saja bahkan mandek selama beberapa tahun terakhir ini, jangan harap perusahaan akan tertarik memanggil anda untuk diinterview.

• Perusahaan bersedia membayar lebih besar jika anda memiliki catatan kesuksesan dalam bidang-bidang yang penting. Ini berarti lama bekerja bukanlah indikasi prestasi anda.

• Perusahaan tentu mengevaluasi semua yang disajikan masing-masing kandidat dalam proses rekrutmen dan seleksi. Mungkin saja mereka berpendapat bahwa:

 Mempekerjakan orang yang kurang pengalaman tapi dapat dilatih dan dikembangkan akan lebih menguntungkan, atau

Orang yang berpengalaman tentu dapat mengerjakan lebih banyak pekerjaan dan memberikan hasil (return on investment) yang jauh lebih baik dan lebih cepat.
Tingkat Persaingan

Salah satu cara untuk mengetahui tingkat persaingan suatu bidang pekerjaan adalah menjalin kerjasama dengan head hunter atau biro konsultansi yang melakukan rekrutmen dan seleksi yang tentu saja mempunyai data trend nilai profesional yang obyektif. Jika head hunter tersebut menilai kualifikasi anda sangat baik, mereka tidak akan ragu memberitahu anda.

Cara lainnya adalah dengan menganalisa iklan lowongan kerja di media cetak dan online yang terkemuka. Yang harus diperhatikan adalah hal-hal berikut ini:

• Besarnya permintaan akan bidang keahlian anda

• Lamanya lowongan kerja tersebut diiklankan

• Rentang kompensasi awal untuk pekerjaan tersebut

Kualifikasi yang diminta untuk mengukur sejauh mana anda akan diperhitungkan sebagai kandidat yang cemerlang.(ls)

Mencermati isi situs tersebut diatas, pada intinya, sebuah perusahaan besar yang menyediakan gaji besar, sudah barang tentu memerlukan pekerja yang kualified (sesuai bidang yang dibutuhkan), loyal terhadap perusahaan, berdedikasi tinggi, dan profesional dalam bekerja, serta (yang terpenting) membuat perusahaan untung. Untuk mendapatkan orang yang tepat, perusahaan selalu dan akan selalu membuat rumusan tentang kualifikasi dan kompetensi sesuai kebutuhan yang ada. Oleh karenanya, para perkerja seharusnya menyadari hal tersebut. Jika pencari kerja yakin akan dirinya bahwa ia memiliki kemampuan tersebut diatas dan mampu membuat untung perusahaan, maka tidak akan sulit mendapatkan pekerjaan yang sesuai.
Bagi perusahaan tertentu, kualifikasi khusus ada yang tidak dibutuhkan, perusahaan seperti ini hanya membutuhkan kualifikasi umum dari pencari kerja. Karena perusahaan tersebut akan melatih sendiri calon pekerjanya. Perusahaan seperti ini, contohnya: Pos dan Giro.

Pencari kerja ternyata memiliki kecenderungan pada trend. Jika kita mencermati fenomena yang ada saat ini dimana di semakin meningkatnya Anggaran Pendidikan Nasional yang akan mencapai 20% dari APBN (Insya Allah 2006) dan dii Undangkannya UU Guru dan Dosen, maka dapat diperkirakan, profesi Guru dan Dosen akan menjadi trend dalam beberapa tahun kedepan.

Kontribusi Aksi PLS
Adanya kesenjangan antara lowongan yang tersedia dengan kompetensi dan kualifikasi pencari kerja serta tingginya tingkat persaingan kerja, sebenarnya merupakan lahan tersendiri untuk para lulusan PLS. (Dari pengalaman penulis misalnya terhadap warga dampingan yang memasuki pasaran kerja. Ternyata para pencari kerja, dalam membuat surat lamaran pekerjaan pun sudah nampak bahwa kebanyakan mereka memiliki masalah, dimana bila diamati surat lamaran kerjanya nampak, antara lain:

1) Tidak memiliki keyakinan diri akan kemampuannya;

2) Menampakan sebagai seorang yang meminta “dibelas kasihani” oleh perusahaan untuk dapat diterima bekerja dan bukan menawarkan kemampuannya;

3) Koneksitas phobia (ada orang “dalam” atau sogokan) terhadap lowongan pekerjaan.
Sehingga, secara psikologis, pencari kerja tersebut sudah “terbebani” mentalnya sendiri. Jika seperti ini, bagaimana perusahaan yang membutuhkan pekerja akan tertarik dan percaya mempekerjakan pencari kerja tersebu)t.

Peluang buat lulusan PLS adalah: bagaimana menciptakan hubungan yang memungkinkan terjalin antara pencari kerja dan perusahaan yang membutuhkan lapangan pekerjaan.Hal-hal yang dapat dilakukan, antara lain:

1) Membangun kerjasama dengan perusahaan-perusahaan tentang pengadaan sumberdaya manusia untuk mengisi lowongan yang ada atau yang akan ada (beberapa tahun kedepan). Disini PLS dapat menyiapkan ketrampilan khusus sesuai dengan lowongan yang ada dan yang akan ada;

2) Kalau poin 1 sudah dicapai, maka para lulusan PLS dapat menyelenggara kan pelatihan khusus bagi calon tenaga kerja sesuai kebutuhan pasar atau perusahaan-perusahaan tersebut;

3) Keuntungan yang akan diperoleh, antara lain:
• Perusahaan mendapatkan pekerja yang siap pakai dan mengurangi biaya untuk penyiapan pekerja;
• Pencari kerja memiliki ketrampilan yang sesuai kebutuhan pasar dan memiliki daya saing tinggi, sehingga akan menjamin mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya;
• Lulusan PLS dapat menarik pembayaran dari percari kerja atau juga mungkin dari perusahaan yang membutuhkan pekerja tersebut

Contoh peluang yang dapat dijadikan sebagai kontribusi aksi PLS:
Banyak perusahaan kecil dan besar membutuhkan tenaga marketing. Sedang kebanyakan pencari kerja tidak ingin bekerja di bagian marketing. (Padahal kebanyakan orang sukses secara sosial ekonomi justru terbanyak dari orang-orang marketing. Mengenai ini bisa dibaca dari buku-buku “orang-orang sukses”. Bukankah mendapatkan pekerjaan pada hakikatnya ingin sukses dibidang sosial ekonomi?!).
Lulusan PLS yang menyadari hal ini, bisa membuat atau menyelenggarakan kegiatan “latihan tenaga khusus marketing”. Persoalannya, adakah pencari kerja yang berminat?. Disinilah sebenarnya bagaimana lulusan PLS berkreatif untuk dapat mensosialisasikan idenya secara persuasif, kemudian bagaimana melakukan public awareness akan ide tersebut, hingga pencari kerja mampu mengadopsi ide tersebut dan bersedia mengikuti pelatihan tenaga marketing yang peluang kerjanya sangat terbuka luas tersebut. (ABD)

Thursday, November 10, 2005

Berwirausaha dengan E-Commerce

Bayangkan jika anda mempunyai sebuah Toko yang buka 24 jam dan pembeli yang berdatangan dari daerah anda dan luar kota. Untuk memiliki sebuah Toko seperti itu tentu saja memerlukan biaya operasional yang besar seperti pegawai yang harus bekerja bergantian selama 24 jam dan belum lagi biaya listrik, dll.

Bayangkan jika anda dapat mempunyai Toko seperti itu dengan biaya operasional yang minim atau bahkan nol. Apakah mungkin? Mungkin saja dengan adanya dunia Internet. Karena Internet tidak pernah tidur seperti lampu merah di jalanan, semua lalu lintas data berjalan selama 24 jam. Membangun sebuah Toko di Internet dikenal dengan istilah E-Commerce atau di Indonesia dikenal dengan istilah Toko Online.

Mengapa jumlah Toko Online masih dalam hitungan jari? Hanya Bhinneka.com, GlodokShop.com yang kita pernah dengar. Apakah orang Indonesia masih terlalu Gaptek untuk berbelanja di Internet? Apakah terlalu banyak hacker yang berusaha men-carding Credit Card sehingga E-Commerce belum begitu dipercaya orang? Sebenarya itu merupakan tanggapan yang salah. Pertama, kalau anda ingin tahu pengguna Internet di Indonesia sudah mencapai 13 juta orang (sumber dari berbagai ISP), itu bukan jumlah yang sedikit. Kedua, banyak dari web designer di Indonesia dapat menghasilkan design design yang sangat menarik jika dibandingkan dengan web designer dari luar negeri seperti babastudio.com, RBKITSolutions.com, tulakom.com, menaravisi.net, dll. Jadi tidak bisa dibilang bangsa Indonesia masih Gaptek. Ketiga, sekarang transaksi pembayaran Online tidak lagi menggunakan Credit card tetapi melalui Transfer antar Bank. Sangat aman dan murah. Siapa yang bisa meng-hack sebuah mesin ATM dari Internet, tidak ada bukan. Dan biaya transfer tersebut? Nol besar. Bandingkan dengan Credit Card yang sering dibarengi dengan biaya plus 3% dari harga barang.

Jadi tunggu apa lagi? Jadilah raja Internet dengan mulai berwirausaha dengan memiliki Toko Online milik anda sendiri.

Web Developer untuk pembuatan Toko Online di tanah air.
1. www.sentralweb.com
2. www.rbkitsolutions.com
3. www.menaravisi.net

P.S. jangan percaya dengan Web designer yang menggunakan Web Template, karena template adalah hasil karya orang lain yang memang dijual untuk para web designer yang malas dan tidak kreatif. Sebuah website yang menggunakan template akan dianggap tidak bonafide karena biaya pembuatan yang murah.

Wednesday, November 09, 2005

Direct Selling : memotong rantai distribusi !

Ada sebuh berita menarik di koran lokal Jogja hari ini, 9 November 2005. Di sana diceritakan kisah unik dan menarik dari Kulonprogo. Seorang tukang batu yang kini mengisi hari kosongnya dengan menemukan ide unik, menjual lombok (cabai) dikemas dalam plastik, dijajakan kepada para pemudik yang kebetulan lewat, layaknya para pedagang asongan. Bukan minuman kemasan atau jajanan atau merdunya suara nyanyian jalanan yang ia tawarkan, tetapi sebungkus plastik berisi 1/2 kg lombok! :) Kreatif, pak Kadi!
Gagasannya sederhana, harga lombok di pasar Jakarta mencapai Rp 35 rb an per kg. Sementara di tingkat petani di Kulonprogo, harganya cuma Rp 7000 per kg. Dengan mengemasnya menjadi 1/2 kg per bungkus, pak Kadi berani menjual seharga cuma Rp 7000 per bungkus. Jauh jauh lebih murah daripada harga di Jakarta. Makanya dagangan pak Kadi laku keras dibeli ibu-ibu yang kebetulan mudik ke Jawa dan ingin kembali ke Jakarta. Dalam waktu 2 jam saja, pak Kadi mampu menjual 10 KG lombok!
Inilah yang dinamakan Direct Selling, menjual langsung ke pembeli. Dengan cara ini, rantai distribusi yang panjang bisa dipotong, seperti yang lazim terjadi misal untuk sekilo lombok/cabai bila hingga sampai di supermarket. (Tetapi memang ndak semua jenis barang sih, bisa dipasarkan dengan model begini)
Tetapi ide dari kisah pak Kadi, mungkin bisa kita jadikan wawasan unik dan sehat bagi pemikiran kita di dunia wirausaha. Ya nggak? :) Siapa tahu berikutnya muncul bu Inah penjual asongan bawang merah di Tegal, pak Hendro pedagang Apel segar di Malang, bang Asmat jual krupuk Palembang di Bekasi, dan lain-lainnya (hehehe).
Selamat bekerja pak Sukadi!

Monday, October 24, 2005

Only the Paranoid Survive!

Kutipan kata-kata Andrew S Grove di atas dapat kita jumpai di sebuah toko komputer, online di internet: Bhinneka.Com. Di sini penulis bukan ingin menyatakan setuju/ketidaksetujuan gagasan itu. Karena faktanya dalam kehidupan banyak juga yang tidak paranoid tetapi tetap survive. Tetapi sebagai kata-kata penyemangat, pendorong, pelecut untuk terus maju ... mungkin OK juga :)
Sebenarnya yang ingin penulis ungkapkan adalah, bagi rekan-rekan muda, calon wirausahawan, bussnisman ... "ayoooo semangat!" Sudah banyak kan buku dibaca, blog demi blog dilihat, pelajaran sekolah, materi kuliah, tugas2 akademik, dll dijalani. ayo berbagi ide dengan semuanya. Tuangkan isi ide-ide paranoid, cemerlang, brilian, norak, fresh, "agak gila", "unik", "murah meriah", "aneh" tentang wirausaha anda, di blog ini. Gunakan login user=planetkita, password=12345678.
Keluar dari rasa minder, malu, sungkan, risih untuk menulis! :)
Only the PARANOID survive! (Pemuda Anak muda RemajA yang berani Nulis Oke dI Dunia Wirausaha) hehehe :D Share Your Ideas, Coy!

Tuesday, October 18, 2005

Internet Marketer Pemula :)

Kamu suka sekali ngenet? browsing, chatting, email, ikut banyak milis?. Sekarang kan lagi trend tuh, profesi Internet Marketer, kayak yang sudah ngetop gadis dari Bandung si Ahira (bener gak namanya ya, hehehe, sorry kalau salah). Nah coba ide sederhana ini, sebagai penjual pemula via internet. Caranya : cari tahu teman, tetangga, kenalan, atau via koran lokal juga boleh, mereka yang mau jual mobil, atau motor, atau rumah, atau home theater, stereo set, dll, dll. Nah, kontak ke mereka, tawarkan kalau Anda mau membantu memasarkan intensif via internet dalam jangka waktu sekian lama (misal 2 minggu, 1 bln, 3 bln, 6 bln, dsb - sesuaikan saja dengan objek yang dijual). Nah, janjian juga soal perhitungan komisi nya buat Anda dari si pemilik iklan bila nanti berhasil terjadi transaksi dalam kurun waktu tersebut. Model ini cuma sangat memerlukan rasa kepercayaan dan kebaikan diantara kedua belah pihak. Jangan sampai si pemilik kabur setelah berhasil terjadi transaksi, padahal Anda keluar biaya tidak sedikit untuk membantu promosi via internet.
Bila dirasa cukup prospek, siapkan data-data objek iklan yang mau dipasarkan cukup lengkap (spesifikasi, foto-foto, dll). Gunakan media promosi via internet seperti ini: via chatting, person to person, jgn promosi via Room/channel ... bisa "disturbing" byk orang, via email, person to person, via milis, via situs-situs iklan gratisan, via iklan SMS seperti di Astaga.Com atau Detik.Com -- keluar biaya untuk SMS nya :)
Bagus lagi Anda siapkan juga data visual/foto-foto nya, karena iklan dengan foto punya efek "mempengaruhi" publik lebih dibanding hanya sekedar iklan tekstual. Kalau tidak punya server hosting sendiri, coba upload gambar iklan di geocities, atau di Frindster, di album foto Yahoo - hahaha. Gratis!
Jadi anda dapat melakukan internet marketing seperti ini (hanya contoh saja) : "Dijual mobil sedan Toyota Crown, tahun 2000, mesin dan bodi mulus, tangan pertama. Harga Rp 180 juta. Kontak : 021-33355566 (pemilik). Untuk lihat foto mobil, di http://www.geocities.com/siunyil/toyota2000.jpg". Lakukan secara intensif via internet dengan trik seperti sudah disebut di atas.
Tertarik? Do it now! :p

Thursday, September 29, 2005

Jasa kurir dalam kota

Kalau ide ini -sekira dianggap- agak "not to close" to the reality, sorry. Tapi namanya juga gagasan di kepala, ndak ada salahnya kan kalau tetap dituangkan :)
Misal kita jumpai kasus seperti ini: seseorang habis bepergian, membawa oleh-oleh dan ingin mengirim sebagian ke saudara/kerabat sekota, sementara kendaraan agak sulit, jadwal ngantor tetap harus dipatuhi. apa solusinya? kasus lain: seorang pelaku bisnis makanan kecil terbiasa menyuplai ke warung-warung/kios dekat maupun jauh. suatu ketika terkendala dengan masalah transportasi pengiriman. apa solusinya? seseorang ingin mengantar suatu barang, atau makanan, atau apalah, kepada orang lain yang masih sekota, tapi kalau diantar sendiri jalan kaki 2 jam (hahaha), kendaraan sendiri ndak punya, kendaraan tetangga sedang dipakai, yang ada cuman telepon dan HP. pakai taksi mahal, pangkalan ojek terlalu jauh, apa solusinya? seorang mahasiswa ingin meminjam modul/catatan/laporan/tugas rekan lain yang lokasinya lumayan berjauhan meski masih sekota, sementara dia sendiri dan si empunya modul/dll masih disibukkan urusan tugas kuliah lain, apa solusinya? How bout this idea: JASA KURIR DALAM KOTA :)
Kayaknya bagusnya usaha ini dilakukan secara network, beberapa rekan pemilik kendaraan motor untuk operasional, bergabung bersama (misal: 5 buah motor, 1 mobil pick up). Ada beberapa nomor kontak dengan customer yang disiapkan (telp, hp, email). Bila usaha makin besar, bisa menambah armada transportasi. Masalah pembagian keuntungan, dibicarakan di awal ketika membentuk kerjasama usaha, proporsional. Lakukan promosi secara efektif dan aktif. Cuma harus hati-hati juga, selektif dalam operasionalisasinya, agar tidak dimanfaatkan untuk kejahatan orang lain, misal mengantar minuman keras, taruhan judi, narkoba, dll.
Bagaimana? This idea is coming from kid's comic, the Transporter movies and private life experience. :)

Thursday, September 01, 2005

Membuat Situs Portal Informasi

Internet telah menjadi media paling massive, mampu menghubungkan jutaan orang di berbagai belahan dunia, menyediakan miliaran informasi dan pengetahuan, menjadi sarana bisnis yang sangat efektif. Salah satu yang bisa kita amati adalah keberadaan situs portal/direktori yang menyediakan berbagai informasi. Sekarang bagaimana kita mencoba mengambil "sedikit" peluang darinya? Coba kita perhatikan dalam sebuah kota (manapun, terutama kota besar) akan kita jumpai banyak sekali unit bisnis/usaha. Misal bengkel motor, penjual kue/penganan, counter butik-fashion, jasa design/bangun rumah, dll. Nah kita bisa manfaatkan itu dengan membuat sebuah website portal atau direktori yang menyajikan informasi dengan topik khusus. Misal seperti ini: http://www.info-rumah.com/ yang menyajikan informasi perumahan.
Kita bisa coba terapkan untuk informasi tentang apa yang sudah saya sebutkan sebelumnya, misal infobengkelmotor.com Coba mulai dengan sebuah kota, dengan menyajikan informasi yang lengkap jenis/tarif/lokasi/no kontak bengkel-bengkel yang ada di kota tsb. Berikutnya, keuntungan akan kita coba raih dengan menarik fee atau biaya pemasangan iklan (baik iklan gambar maupun teks) dari tempat usaha yang kita tawarkan untuk dimuat di website. Ini memang mirip seperti YellowPages di web, tapi dengan kelebihan menyajikan data lebih lengkap daripada sekedar alamat dan nomor telepon.
Hal ini bisa diterapkan untuk jenis berbagai usaha yang dilihat cukup banyak bertebaran di sebuah kota (coba dengan melakukan survey sambil jalan2 keliling kota). Lihat potensi apa yang bisa kita gali.
Selamat mencoba.

TIPS:
- Website buatlah agar cukup menarik pengunjung
- Promosikan website via iklan-iklan gratis di internet, agar makin dikenal banyak orang.
- Buat penawaran harga iklan yang dapat menarik minat pemasang

Saturday, August 20, 2005

Pusat Info Kost dan Kontrakan

Beberapa waktu lalu penulis tanpa sengaja menjumpai jenis usaha ini sewaktu jalan-jalan di kota Jogja. Idenya unik, (sepertinya) tidak membutuhkan modal besar, asal lokasi usaha cukup bagus, dekat dengan kampus yang memiliki jumlah mahasiswa cukup banyak (biasanya didominasi oleh kampus-kampus berstatus negeri jaman dulu). Modal usaha "Info Kost dan Kontrakan" adalah tempat usaha (bisa menyewa tempat fotocopy) karena hanya butuh ruang kecil (sekitar 1x2 meter), buku catatan besar sebagai penyimpan data-data kost dan kontrakan, peta-peta, dan perlengkapan administrasi.
Operasionalnya cukup mudah: peminat info kost & kontrakan (biasanya dari kalangan mahasiswa baru, pasangan keluarga muda, atau yang sedang membutuhkan tempat tinggal)mendatangi ke tempat usaha, mereka dipersilahkan mencatat 10-15 data (valid) yang tersedia, kemudian dikenakan biaya administrasi Rp 15.000 (untuk info kost) dan Rp 20.000 (untuk info kontrakan). Bila data-data diantarkan ke lokasi peminat, dikenaan biaya tambahan sebesar Rp 25.000. Di sini pemilik usaha memberikan jaminan/garansi atas keabsahan (validnya) data kost/kontrakan yang diberikan, bila tidak, maka biaya administrasi yang telah diambil dari client dapat dikembalikan.
Lalu bagaimana cara mengoleksi data rumah kost dan kontrakan, sekaligus menjaring konsumen yang membutuhkan? Kekuatan utama ada pada media promosi (lewat koran lokal, radio, brosur cetak, poster, dsb yang mudah diakses oleh publik), dan lokasi usaha yang strategis. Biasanya pemilik kost/kontrakan akan senang bila mereka dapat menitipkan data rumah mereka yang sedang mencari calon penghuni, secara gratis.
Pemilik usaha sebaiknya senantiasa mengupdate/memperbaharui info data kost/kontrakan secara periodik, mengecek keabsahan data, data yang sudah laku/terjual, rumah yang sedang penuh/masih tersedia bagi penghuni baru, dsb, agar tetap dapat memuaskan pembeli informasi tersebut. Bagaimana .... cukup menarik kah? :)

Friday, August 12, 2005

Buat Nabila: Rental atau Warnet ?

Respon buat sahabat Nabila. Usaha apa yang hendak dimulai: rental komputer, warnet, atau rental dan warnet? Antara ketiga tipe usaha tersebut memungkinkan untuk dijalankan, karena ada beberapa persamaan yang mendasar seperti komponen utama dalam bisnis adalah adanya perangkat komputer dalam jumlah cukup banyak. Untuk kesempatan kali ini, kita coba dulu memberikan sedikit ulasan tentang usaha Rental Komputer dulu. Usaha ini lebih mudah dibanding warnet, modal tidak terlalu besar, dan operasional juga tidak rumit. Pertama yang harus dipikirkan adalah "target konsumen" yang hendak kita tuju: komunitas masyarakat umum, komunitas pelajar, kantor, dll. Ini berkaitan dengan pemilihan lokasi usaha kita yang harus strategis, mudah dijangkau konsumen.
Kita bisa mulai dengan 3 - 4 unit komputer, tipe second built-up juga masih bagus (misal dari merk Dell, IBM, Fujitsu atau HP). Untuk informasi harga PC/komputernya coba lihat-lihat situs berikut : www.queen-tech.com; www.fastncheap.com; www.xharco.com; www.kotakom.com (tapi kebanyakan harga berlaku untuk kota Jakarta atau Surabaya). Kebutuhan lain: kabel jaringan untuk network, hub 8 port, printer inkjet, kertas A4, disket blank, meja kursi, papan plang nama/neon box.
Dengan modal 8-10 juta kita bisa mulai membuka usaha rental komputer (dengan catatan tempat usaha adalah milik sendiri, bukan menyewa). Spesifikasi komputer yang digunakan : Pentium III, RAM 128, HD 6 s/d 10 GB, NIC, SC, monitor 15" digital, mouse, keyboard standard. Harga printer tinta : sekitar 400-500 ribu (kondisi baru),atau 250-350 ribu (kondisi second). Konfigurasi komputer disetting sebagai LAN (Local Area Network), ini akan memudahkan untuk manajemen, penambahan perangkat, atau proses printing.
Dari pengalaman, usaha jenis ini margin (keuntungan) terbesar diperoleh dari cetak/print dokumen, karena nilai nominal tarif untuk rental biasanya kecil (range sekitar Rp 1000 /jam). Untuk memperbesar margin, coba ditambah jenis layanan dengan pengetikan dokumen, jasa penerjemahan bahasa asing, jasa scan foto/dokumen (perangkat scanner sekitar 500-750 ribu). Itu dulu ulasannya, semoga bermanfaat. Selamat mencoba.
*Kalau perlu konsultasi untuk kebutuhan teknologi informasi (networking, perangkat keras, dll) bisa coba kontak nomor berikut : (0815 772 8025 - Jogja) atau (0819 3119 8080 - Semarang) atau (0813 20221428 - Jakarta).

Tuesday, August 09, 2005

Sekedar info (tambahan)

Kalau rekan-rekan sudah memiliki usaha/bisnis sendiri (apapun, yang halal), dan telah berjalan, tidak ada salahnya kalau mencoba mempromosikannya lewat situs-situs iklan di internet. Ada beberapa tempat iklan yang gratisan, tidak perlu membayar (meski yang jenis model dengan membayar pun juga ada) seperti : www.iklanbaris.com; www.iklanbaru.com; www.rumahiklan.com; www.iloveblue.com; www.gudeg.net; www.bekas.com. Berikan deskripsi detil usaha Anda dengan kata-kata yang menarik perhatian orang untuk menghubungi atau mengunjungi situs web usaha Anda (bila memang memilikinya).
Kalau usaha Anda melibatkan jasa pengiriman barang antar daerah/wilayah, coba lihat situs berikut untuk mempertimbangkan biaya jasa ekspedisinya http://www.tikijne.co.id.
Semoga bermanfaat. :)

Monday, August 08, 2005

Bisnis isi pulsa/voucher elektronik

Penulis menemukan situs usaha ini hari ini. Bisnis yang ditawarkan adalah pengisian pulsa elektronik/voucher untuk handphone. Silahkan kalau diantara rekan-rekan memang ada yang berminat, pelajari dulu sistemnya, prospeknya, keuntungannya, dan lain-lain. Kata si empunya situs, usaha ini bisa dimulai dengan modal yang kecil sekalipun. Alamat situs yang penulis maksud : http://www.esewarna.com

Wednesday, June 29, 2005

Berusaha tanpa modal (besar)

Problem yang sering terpikirkan dalam merintis suatu usaha (apapun) adalah modal. Benar, tetapi bukan berarti ini masalah utama satu-satunya. Karena ada juga orang punya modal tapi ndak tahu mau berbuat apa dengan modal itu. Di sini yang baik untuk digali dan dikembangkan adalah kreatifitas, ide, gagasan, wawasan. Bila modal menjadi kendala, maka alternatif pilihan lain adalah mengandalkan ketrampilan/pengetahuan/sarana-prasarana yang ada. Sekedar sebagai alternatif :
(1) kalau punya skill/ketrampilan di dunia per-komputer-an, buatlah kartu nama yang cukup apik (mungkin perlu dana sekitar 50-100 rb), tawarkan jasa pelatihan, instalasi, perbaikan, dll lewat kartu nama tersebut. Titipkan ke rental2 komputer, warnet, warung2 fotocopy, taruh di mushola, masjid, dsb.
(2) kalau di depan rumah ada sungai dengan air mengalir cukup deras, buatlah kolam/empang di bawah teras/di depan rumah. pada kolam, buat pintu air keluar masuk agar air sungai bisa mampir "me-refresh" air kolam setiap saat. taruh beberapa bibit ikan air tawar yg cepat berkembang: ikan mas, mujahir, nila, dsb.
(3) kalau ada kenalan/teman punya counter service computer atau HP minta ijin untuk magang tanpa harus bayar dulu. selama magang, serap ilmu/ketrampilan jasa perbaikan HP/komputer tsb, baru bila sudah bisa terjun praktek langsung menangani customer, mulai membayar cicilan biaya ganti selama "kursus non formal" di tempat tsb. :) metode ini tentu memerlukan saling kepercayaan dan kebaikan hati.
(4) terapkan cara no 3 di atas untuk tempat bengkel motor, service alat2 elektronik, service arloji, home industri kerajinan tangan, dll. sesuaikan saja kondisinya.
(5) kalau "prestasi" di sekolah dulu cukup OK, buat kartu nama (perlu modal 25-100 ribu), bikin usaha les privat untuk anak2 usia sekolah. bikin promosi via koran lokal juga bagus (biaya sekitar 40 - 80 ribu).
(6) kalau punya tanah kebun cukup luas/banyak, cari kantong2 plastik, untuk tempat pembibitan tanaman bunga atau buah-buahan. mulai belajar mengelola tanaman (pembibitan, pemeliharaan, pengembangan). berikutnya coba pasarkan ke kampung, kampung sebelah, dst. :)
(7) cari beberapa tempat rental VCD/DVD terdekat, bilang mau membantu memasarkan via delivery/diantar ke tempat pelanggan. modalnya: sepeda/sepeda motor. buat list lengkap (yang senantiasa diperbaharui) untuk koleksi VCD/DVD nya, sebar dan berikan copyan-nya kepada pelanggan, jangan lupa sisipkan nomor kontak yang mudah dihubungi (HP/telp/pager). keuntungan diambil dengan menambah selisih biaya asli dari rental bersangkutan.
(8) bikin masakan dengan resep spesial/unik yang belum banyak saingan, misal: Es Doger Bedugul, Es Teler 888, Kopi Nyes Jogja, Nanas Goreng Tugu Muda, Rujak Spesial Cihampelas, Nasi Kucing Stasiun Balapan, dll :p. coba mulai membuka kedai mini di depan rumah. modal belanja bahan, dibutuhkan sekitar 100 - 300 ribu untuk sehari. bikin spanduk promosi yang unik/kreatif, perlu biaya 75-150 ribu.
(9) Usaha (Cuci dan) Penyetrikaan Pakaian. modal kecil, cukup beberapa setrika elektrik dengan kondisi OK. bagus dicoba untuk kawasan perumahan, pemukiman padat, tempat kost/kontrakan karyawan. usulan untuk customer, pakaian (yg habis dijemur) diambil, hasil setrikaan diantar ke tempat customer. :p

Gimana .... tertarik? mau coba? silahkan saja :)

Wednesday, June 08, 2005

Menjual Komputer Rakitan

Usaha yang hendak penulis uraikan sebenarnya sederhana: merakit komputer, menawarkan lewat media iklan/promosi, akhirnya terjadi transaksi pembelian. Usaha jenis ini, kalau untuk kota-kota besar di Pulau Jawa, mungkin memiliki tingkat kompetisi/persaingan cukup tinggi, karena banyaknya pelaku usaha (individu maupun corporate) yang bermain. Tetapi kalau untuk luar pulau Jawa -barangkali- masih cukup berpotensi untuk diupayakan. Namun secara prinsip, tidak ada pembatasan mengenai lokasi/demografi usaha bila ingin memulai bisnis ini.
Hal pokok yang harus dimiliki adalah ketrampilan/skill merakit sebuah unit komputer. Berikutnya capital/modal untuk belanja komponen-komponen sebuah komputer, dan biaya promosi. Nilai tambah : akan menguntungkan bila kita memiliki relasi (kenal dekat) dengan vendor/toko-toko supplier komponen komputer, yang pada ujungnya bisa memperoleh barang/komponen dengan harga "miring". :)
Langkah untuk memulai usaha: miliki terlebih dulu ketrampilan/ilmu merakit komputer yang mencukupi, (bisa dengan cara ikut kursus singkat, atau belajar otodidak dari buku), selanjutnya siapkan modal untuk belanja komponen untuk 1-2 buah unit komputer baru (cari dengan terlebih dulu melakukan survey ke beberapa toko/vendor hingga diketahui toko mana yang berani menawarkan harga paling rendah untuk jenis barang yang sama. Misal untuk HardDisk, cari informasi mana toko yang berani memberi harga paling rendah, demikian pula untuk komponen lain seperti RAM, motherboard, CD-ROM, VGA card, mouse, keyboard, monitor, dll).
Image hosted by Photobucket.com
Bila telah telesai proses belanja komponen, mulailah merakitnya dengan hati-hati hingga menjadi sebuah komputer yang bisa difungsikan. Coba burning test/nyalakan komputer hingga bekerja dengan normal, selama 5-8 jam tanpa jeda. Bila semuanya telah siap, berikutnya siapkan anggaran untuk biaya promosi dengan memasang iklan via koran/radio lokal (menurut penulis, media iklan ini cukup efektif). Buatlah penawaran harga yang dapat "menarik" minat calon pembeli. Karena bisa saja calon pembeli ini berasal dari kalangan individu, perusahaan/instansi yang sedang butuh komputer atau bahkan toko-toko komputer yang biasa berjual-beli komputer. Who knows ? :)
Kiranya cukup itu dulu, semoga bisa sedikit memberi ide bagi rekan-rekan.

Monday, May 30, 2005

paket Snack pengganti sarapan pagi

Pernah mengamati berapa banyak pegawai kantoran yang harus berangkat kerja pagi-pagi? atau para guru tingkat sekolah dasar hingga menengah? atau para karyawan pabrik, industri, staff, prajurit, polisi, dan sebagainya? Berapa banyak diantara mereka yang menyempatkan diri menyantap sarapan pagi?
Padahal saat di pagi hari mereka butuh bekal energi untuk menunaikan tugas sehari-hari. Nah, peluang usaha kali ini berkaitan dengan makanan. Coba lakukan simple survey tentang : tempat/lokasi/daerah yang sering atau paling banyak dilalui orang-orang seperti yang disebut di atas. Usaha yang hendak kita trial kali ini adalah : membuat paket-paket snack dengan beberapa macam paket, yang disesuaikan dengan tipe calon pembeli. Per paket snack bisa diisi 3-4 macam kue basah/roti kering/jajan pasar; terdiri variasi rasa: manis-gurih/ manis-asin/ manis-manis; ditambah segelas minuman mineral (sebagai alternatif saja, karena bisa jadi di tempat kerja masing-masing telah disediakan minuman gratis juga). Paket dibungkus secara ringkas dan rapi agar mudah dimasukkan tas atau dibawa ke tempat kerja (pilihan bagus: dikemas dalam dus ukuran kecil). Buat paket snack dengan harga beragam, mulai termurah (misal Rp 2000, Rp 4000, Rp 6000; dsb). Buatlah image agar atmosfir usaha nampak clean-bersih-higienis-halal-sehat-praktis, baik untuk produk, media ataupun lokasi usaha. Jangan lupa sertakan pula no kontak kita (telp/HP/email) pada kemasan untuk memancing feedback dari pelanggan; tentang kesan mereka atas produk, komplain, dan sejenisnya. Buat kata-kata provokatif di tempat usaha, yang memancing pembeli mencoba produk "usaha" kita. Misal: "Belum sempat sarapan?, mampir dulu dong". "Paket hemat, pengganti yang tak sempat sarapan" (hehehe).
Tips : masakan bisa dibuat sendiri, membeli di tempat lain. Bisa juga mencoba mengambil berbagai resep kue/jajanan yang ada di arsip di internet, buanyak sekali tuh!
So, berani coba ?

Tuesday, May 24, 2005

Jual Poster/Printed Paper

Tahu nggak, banyak mahasiswi Indonesia ternyata penggemar berat manga Jepang lho?!! :p. Inuyasha, Yukari, etc. dan kawan-kawan nya! [hahaha, hayo ngaku saja]. Nah, ini peluang bisnisnya nih. Sekarang kan kalau gak salah sudah banyak bermunculan usaha digital printing (di Bandung banyak sekali usaha jenis ini), dimana kita bisa mencetak material full colour pada kertas ukuran hingga yang A0 sekalipun, dengan biaya cukup murah, dengan jumlah order minimum satu lembar. Ini menguntungkan, karena lebih murah dan hemat, dibanding kalau harus mencetak ke tempat percetakan reguler (yang harus memesan dengan minimum kuantiti tertentu). Nah, coba kita usaha membuat/mencetak poster untuk ditempel di kamar atau printed paper untuk sampul buku, sampul map, pembatas buku, dll. Tawarkan ke mahasiswi-mahasiswi tadi :p. Sedangkan untuk sumber-sumber gambar, banyak sekali bisa dijumpai di internet, coba cari yang free. Cari manga yang paling banyak diminati oleh konsumen, atau bisa juga terima manga tertentu sesuai order/pesanan mereka. {eh .. bener ndak sih , istilahnya tu MANGA ..... ?}. Pokoknya intinya: print manga, jual ke para penggemar berat mereka, dengan harga jual di bawah toko. Kayaknya bisa jadi alternatif bisnis sampingan nih :).
Sorry kalau terlalu simple, lagi minim ide ....... ide2 user yang lain mana nih :p

Saturday, May 07, 2005

Buka Taman Bacaan: sejak SMU pun bisa !

Tidak banyak di lingkungan kita, jiwa enterpreneurship (wirausaha) muncul di kalangan generasi muda, bahkan meski sudah menginjak bangku perkuliahan. Stereotip pandangan umum mungkin seperti ini: sekolah-kuliah-lulus-cari kerja di kantor atau perusahaan. Bahkan ada yang rela (yang sedang menganggur) dengan sabar mengirim puluhan hingga ratusan surat lamaran kerja ke berbagai pos lowongan kerja. OK, kita nggak akan permasalahkan hal tersebut lebih jauh. Silahkan bagi rekan-rekan tetap semangat, berdoa, berusaha, berharap hal terbaik yang diperoleh.

Berangkat dari renungan seperti itu, ada bagusnya dituangkan suatu ide-gagasan usaha, wirausaha atau bisnis yang bisa menjadi bahan masukan untuk kalangan muda, sejak usia SMU sekalipun, tanpa harus mengorbankan waktu dan menyita kegiatan utama mereka : belajar menuntut ilmu.
Ide wirausaha yang hendak penulis angkat adalah : "Taman Bacaan atau Persewaan Buku untuk Masyarakat". Usaha jenis ini, seingat penulis telah lama dijumpai dan muncul sejak usia kecil. Bacaan yang tersedia waktu itu kebanyakan adalah komik, majalah anak-anak, novel remaja, atau karya sastra. Nah, di masa sekarang, ternyata usaha jenis ini tetap eksis dan bisa kita jumpai bermunculan di kota-kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang, Jogja, dll).
OK, sekarang bagaimana bisnis ini bisa dijalankan oleh remaja SMU sekalipun? Dari mulai permodalan, administrasi, promosi, operasional dn manajemen, usaha ini bisa dijalankan oleh sekelompok orang/remaja kalangan usia tersebut. MODAL : coba 10 teman satu kelas berpatungan modal masing-masing sebesar Rp 500 ribu atau 1 juta. Modal terkumpul digunakan untuk : menyewa kios kecil, belanja furnitur sederhana (meja-kursi-karpet-rak buku), pebuatan plang nama usaha, dan (terutama) buat keperluan belanja buku-buku yang mau disewakan. Nah untuk operasional, tugas jaga kios sewa buku ini bisa dipakai aturan shift, bergiliran, semua member pemodal terlibat dalam menjalankan usaha ini. Asyik kan. Undang semua murid satu sekolahan sebagai target pelanggan pertama (hehehe). Lengkapi koleksi pustakanya dengan buku-buku bermutu, apalagi kalau bisa menambah khasanah pengetahuan yang sedang diperlukan. Sambil giliran jaga kios, bisa juga sambil mempelajari materi pelajaran sekolah, atau mengerjakan tugas-tugas studi, ditunjang dengan adanya bahan-bahan tambahan dari buku-buku yang disewakan. [penulis pernah alami sendiri, ada materi pelajaran yang begitu sulit dipahami di bangku SMU, tetapi ternyata menjadi lebih mudah begitu membaca salah satu text-book untuk tingkat kuliah].

Tips : buat dekorasi tempat usaha yang nyaman dan menarik. Bila sewa kios belum memungkinkan, coba gunakan ruang salah satu anggota pemodal (kamar tidak terpakai, ruang teras, atau semacamnya). Syukur-syukur punya ruang cukup besar untuk memfasilitasi kegiatan dialog, bedah buku, ajang diskusi, dan lain-lain.
Coba koleksi buku seperti ini : komik anak-anak, kumpulan pemecahan soal ujian sekolah, majalah (umum), jurnal, tentang komputer, teknologi, karya sastra, text-book, penunjang materi pelajaran sekolah, kumpulan soal-soal ujian masuk perguruan tinggi, dll.

Demikian sekelumit gagasan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha semenjak usia remaja, semoga ada manfaat :)

Friday, May 06, 2005

Perdagangan antar pulau

Hmmm .. ndak perlu mengerutkan dahi dulu kalau membaca judul di atas. Wirausaha jenis ini bisa jadi berskala besar bisa juga cukup medium. Kalau modal dimiliki tidak sebegitu besar, ya kita mulai dengan level usaha kelas kecil-menengah.
Berdasarkan pengalaman penulis, hasil bincang-bincang/diskusi dengan komunitas, rekan atau kenalan chating, di beberapa kawasan wilayah tertentu di Indonesia memiliki potensi market bagus untuk menggeluti usaha perdagangan. Misal berdagang pakaian/tekstil ke Papua atau Ambon, dengan mengambil supply barang dari Bandung/Jakarta/Jogja. Atau kerajinan tangan dari Bali, dengan mencoba mengambil market ke Jakarta atau Bandung. Komputer Jakarta/Surabaya, dibawa ke market Sulawesi/Kalimantan. Demikian seterusnya. Sebuah stelan blazer di Mangga Dua - Jakarta bisa dapat Rp 150 - Rp 250 ribu, di Papua (dengar-dengar) bisa dijual seharga Rp 300 - Rp 400 ribu. Lumayan kan untungnya?

OK sekarang bagaimana mau memulainya. Cobalah cari rekan/kenalan/kerabat yang bisa dipercaya yang berdomisili di daerah lain (pulau/kota lain). Cari informasi mengenai harga-harga/potensi pasar tentang suatu komditas, atau komoditas yang langka supply tetapi punya prospek bagus, dsb. Bandingkan dengan kondisi lokal di daerah sendiri. Adakah "sesuatu" yang bisa kita ambil atau kita kirim ke rekan jauh tadi. Misal : prospek "baju daster Jogja" kalau ke Sulawesi gimana? atau "batik Pekalongan" di Banjarmasin, menarik ndak harganya ? dan lain-lain.

Soal komunikasi? Gunakan sarana SMS, email, chating, dll. Mencari rekan/partner usaha? Coba dari kerabat, mantan teman sekampus, teman chating yang credible, dst. Mau mulai bisnis sekarang juga? Ya ... coba saja ! :)

Thursday, May 05, 2005

Broker Property juga Manusia..!

Membaca kata broker,apa persepsi yang muncul dipikiran kita? Persepsi kita bisa berarti orang yang suka minta komisi, ada unsur percaloan, atau malah perspektif yang negatif seperti masalah menjandi panjang. Broker sendiri berarti pedagang perantara. Mungkin takala zaman belum seperti sekarang, seorang produsen yang menciptakan suatu produk disebabkan memiliki keterbatasaan waktu dan tenaga untuk menjual dan memasarkan produknya, kemudian menggunakan jasa broker dengan imbalam komisi bagi yang mampu membawa pembeli.


Broker bertindak sebagai pedagang perantara, berfungsi mempertemukan penjual dan pembeli sehingga mempercepat dan membantu kelancaran proses negoisiasi. Hasil akhir adalah memperoleh komisi dari jasa layanan mereka. Broker menjual informasi tentang apa yang dibutuhkan pembeli, dan mencari pemasok-pemasok mana yang menyediakan barang kebutuhan tersebut.


Dunia per-broker-an tidak bisa lepas dalam kehidupan sehari-hari kita. Dalam hal percintaan terkadang muncul juga broker yang kita kenal dengan istilah mak comblang. Tugasnya sebagai katalisator, dalam ilmu kimia, katalisator diperlukan bila ingin melarutkan dua zat yang sulit menyatu tapi dengan adanya katalisator maka zat tersebut akhirnya dapat menyatu.


Mak comblang juga ini berfungsi sama seperti itu. Dialah yang aktif berperan untuk bagaimana dua orang yang sedang jatuh cinta ini agar dapat bersatu. Dan bila jadian etika-nya sih ada komisi, biasanya bentuk traktir makan sebagai rasa syukur.


Dibidang property, seorang broker memiliki peran untuk menegosiasikan penjualan property antara penjual dan pembeli dengan imbalan komisi tertentu. Sebagai broker professional mereka harus bertindak bagi kepentingan penjual dan pembeli dan buka untuk dirinya sendiri, selain itu juga harus bisa menjadi problem solver, mencari solusi bila ada ketidak sesuaian antara penjual dan pembeli dengan pendekatan win-win solution.

Semenjak saya “terdampar” di ERA, agen broker property banyak hal yang mengubah pandangan saya tentang broker. Sepertinya tugasnya mudah, cukup menghubungkan antara pemilik property dan calon buyer, tapi ternyata tidaklah demikian. Dalam dunia ini justru dikenal “pulungan” (bahasa Jawa), atau jodoh-jodohan . Bila sesama marketing associate tidak jadi closing (transaksi), antara pembeli dan penjual tidak terjadi kecocokan dan tidak terjadi transaksi, kata-kata yang sering muncul pun adalah…”yah sudalah mungkin belum jodoh!” Lemas lagi…..!


Kali ini saya menulis bagaimana proses bisnis menjadi pebisnis broker. Tulisan ini masih kurang detail tapi saya mencoba garis besarnya saja. (Catatan: untuk istilah property itu dapat berarti rumah, tanah, bangunan komersial seperti rumah toko, ataupun gudang, bisa juga apartemen).


Usaha bisnis broker property sebenarnya tidak perlu banyak modal. Kecuali kita membeli waralaba atau franchise seperti ERA, Century 21, RayWhite, Coldwell Banker, dan lain sebagainya. Itu bisa kisaran 150 juta sampai 350 juta. Belum lagi kita harus menyiapkan budget untuk mencari ruang usaha sebagai kantor, 1 orang yang bertindak sebagai member broker atau managing director, 2 orang pegawai administrasi, 1 orang driver. Gaji mereka disesuaikan dengan UMR setempat, trus ada biaya overhead, seperti listrik, biaya telepon (line telepon minimal dua line). Kantor tidak perlu membayar marketing, karena mereka sifatnya menerima komisi saja.


Secara sederhana untuk usaha broker property bila TANPA system waralaba bisa dimulai dengan tim kecil saja. Modal utamanya tentu informasi, yakni mencari informasi property yang akan dijual atau mencarikan property bila kita mendapatkan seorang calon pembeli yang serius dan kemudian mengajaknya bertemu untuk deal harga.

Bagi hasil umum yang berlaku ada komisi berkisar 1 sampai 5%. Developer yakni yang membangun property biasanya berbentuk perumahan umumnya memberikan komisi antara 1-2% bagi broker tradisonal (BT) bila kita membawa buyer dan buyer tersebut membeli rumah developer itu.


BT adalah à orang yang menekuni profesi broker tanpa institusi tertentu seperti ERA,

Di ERA sendiri saya jelaskan untuk harga jual s/d 1 milyar komisinya 3%, 1 M s/d 3M komisi 2,5% diatas 3 Milyar komisi 2% sementara untuk komisi sewa (rumah, ruko atau tanah) sama rata dikenaikan 5%. Kalau kita sebagai marketing associate, itu pun ada bagi hasil sendiri dengan kantor ERA. Komisi 3% itu akan dibagi lagi dengan bagi hasil tertentu dengan sekian persen kantor ERA diwilayah jogja misalnya, kemudian royalty yang harus dibayar bagi pemegang waralaba, dan komisi antara marketing yang berhasil men-selling (menjual) dan me-listing rumah serta ada penghasilan dikenakan pajak.


Prospek mencari listing (maksudnya mencari pemilik yang sedang/ingin menjual atau menyewa property dan mempercayakan kita untuk memasarkannya), bisa kita dapatkan melalui kawan, kerabat, iklan baris disurat kabar, atau lagi jalan-jalan dan menemukan tanda didepan rumah pemilik. Semuanya itu bisa kita prospek agar bersedia diajak kerja sama dengan kita. Bila kita mendapatkan pembeli kita tawarkan mau tidak sang pemilik memberi komisi kepada kita, atau bekerja sama untuk deal harga, atau sistemnya jual harga dengan cara pemilik mententukan harga terserah kita mau menjual dengan harga berapa. Selisihnya itu menjadi milik kita.


Kegiatan untuk mencari pembeli bisa dilakukan dengan meng-iklan-kan property sang pemilik tadi, memang akhirnya kita harus mengeluarkan biaya. Dengan beriklan dari situ lah kita merespon calon pembeli yang betul-betul serius mau membeli rumah tersebut.


Nah bila ada respon iklan dari seorang yang bertanya tentang property yang kita iklan kan tadi, calon pembeli itu bisa kita approach dan follow-up agar mau mempercayai kita untuk berkeja sama mencari property sesuai kriteria mereka. Mungkin dengan bertemu langsung, dan berkenalan, sebagai seorang broker yang serius dan profesional tentu kita akan berusaha mencarikan tipe property sesuai dengan kebutuhan pembeli tersebut, dan bersama-sama meninjau lokasi.


Logikanya dengan mengiklankan property dari prospek listing tadi, kita mendapat respon dari yang membaca iklan kemudian bisa menyaringnya menjadi calon buyer, kemudian kita pun memiliki tugas baru lagi yakni mencari property yang diinginkan pembeli dengan cara melihat iklan di surat kabar, jaringan atau kawan sesama broker, atau dengan cara canvassing (kegiatan untuk mendapatkan prospek dengan berjalan-jalan disekitar lokasi tertentu).


Ada keahlian lagi yang diperlukan bagi seorang broker yakni kemampuan sosial atau human skill, interpersonal skill, komunikasi yang jelas dan baik, mampu membangun kepercayaan (trust) terhadap klien. Job broker ini berhubungan dengan orang-orang maka people skill sangat diperlukan, tidak ada salahnya memulai membaca buku tentang relationship dan personality. Selain itu memiliki kemampuan penjualan (selling skill) iyang harus terus menerus kita kembangkan. Kreatifitas kita dalam memasarkan dan menjual unit property suatu hal yang mutlak.


Satu hal lagi yakni sedikit punya pengetahuan dibidang legal dan hukum, yaitu membuat suatu perjanjian kerja sama, agar aman setiap perjanjian kerja sama sebaiknya dilakukan secara tertulis untuk menghindari pemilik yang tidak mau membayar komisi. Kita pun harus familiar dengan surat-surat seperti akta tanah, sertifikat tanah, jangan sampai misalnya kita menemukan masalah menjual tanah yang sedang bersengketa, adanya teman dibidang tersebut membantu kita dalam mencari solusi-solusi. Misalnya pada notaris, pejabat pembuat akta tanah ataupun didepatemen pertanahan.


Pengetahuan tentang arah perkembangan suatu daerah yang lazim disebut perencanaan tata kota harus dimengerti. Daerah mana yang akan berkembang sebagai daerah bisnis, dimana daerah yang prioritas pemukiman, daerah mana yang akan berkembang misalnya saja akan dibangun suatu pusat pendidikan haruslah kita ketahui. Naik turunnya nilai property sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang disebutkan tadi.


Bila tertarik untuk berkecimpung dibidang bisnis broker property ada baiknya bergabung dahulu disalah satu agen property yang sudah maju dalam system untuk belajar lika-liku bisnis ini. Sehingga kita dapat menghindari jebakan-jebakan yang mungkin bisa merugikan diri kita.


Bisnis perantara property harus sabar, terkadang menghadapi calon pembeli, mereka biasanya tanya macam-macam. Protes sana sini kondisi tumah tersebut. Mengoceh tentang property yang dibutuhkan. Itupun sudah capek temanin keliling seharian liat beberapa listing (property) namun akhirnya bila di tanyakan tidak sesuia kriteria, tidak jadi beli, atau tidak minat sama sekali. Ditelpon kembali tidak diangkat-angkat, alias dicuekin.


Kalau kisahnya sudah begitu, terkadagh ingin teriakkan, Broker Juga manusia..!! Punya rasa punya hati.... :P (jadi menyayi lagunya SERIOUS)





Selamat berbisnis broker property.

bye:

Andi Nur Baumassepe

Mei 05. Jogja. Jakal

http://massepe.blogspot.com/

Wednesday, May 04, 2005

Berita dari kampus

UGM PATENKAN 5 PENELITIAN KEWIRAUSAHAAN

Usaha untuk menumbuhkan jiwa enterpreneurship mahasiswa, telah diselenggarakan program penelitian di kalangan mahasiswa, dengan cara pemberian inisiasi dana penelitian yang meliputi 2 jenis kegiatan, yaitu: (i) Program I: Penelitian yang Mempunyai Prospek Kewirausahaan. Penelitian ini ditujukan kepada seluruh mahasiswa UGM yang akan melakukan penelitian dan hasil penelitian yang akan dicapai mempunyai prospek kewirausahaan; (ii) Program II: Aplikasi Hasil Penelitian Terapan Dalam Kewirausahaan Mahasiswa.

Berita selengkapnya bisa dibuka di:
http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=16

Thursday, April 28, 2005

Buka toko virtual di Web

Pernah dengar kisah anak SMU yang sukses berjualan CD software di internet? Hingga sekarang, --sejauh yang penulis ketahui-- usaha yang ia rintis tersebut tetap eksis. Ide ini sudah lama juga ada di dalam benak pikiran penulis, cuma terkendala banyak faktor, yang hingga kini akhirnya belum terealisir juga. Idenya begini : kita punya kemampuan/skill membuat web, atau punya teman/kenalan yang memiliki skill tersebut. Di sisi lain, di sekitar kita bertebaran banyak usaha jualan yang belum "tersentuh" oleh dukungan internet dalam melakukan pemasaran, kecuali mengandalkan daya serap lokal atau pelanggan setia selama ini. Misal : pembuat makanan khas suatu daerah (abon, bika, lunpia, keripik, gudeg, jenang, dodol, gethuk, dsb), atau pembuat merchandise, atau cendera mata, atau pelukis naturalis (pemandangan alam, abstrak, dsb), pakaian tradisonal (batik, tenun, dsb). Nah, peluang yang bisa kita gali dari sini adalah mempertemukan produk-produk "home industry" tadi dengan calon-calon buyer/atau distributor dari lokasi yang sangat jauh, dengan memanfaatkan internet sebagai tulang punggung promosi.
Posisi kita dalam hal ini sebagai perantara, dengan cara membangun sebuah website untuk toko maya (virtual store) yang menjual produk-produk tersebut. Adapun masalah keuntungan bisa diatur sedemikian rupa agar menyenangkan kedua belah pihak. Misal contoh sederhana : harga sebuah lukisan dari penjual dibandrol Rp 200,000. Di internet kita bisa pasang harga Rp 350,000 (sudah termasuk biaya pengemasan dan pengiriman). Dari selisih itulah kita berharap bisa mendapatkan untung.

Tips : pelajari contoh mekanisme sistem jual-beli bila melibatkan pembeli yang berlokasi sangat jauh. Perhitungkan secara matang semua komponen biaya untuk delivery produk ke buyer di tempat jauh, agar jangan sampai malah merugi, karena salah kalkulasi. Coba mulai mendekati calon buyer/distributor dari kalangan terdekat (family, kerabat, teman alumni, dsb). Bangun image "kepercayaan" dengan hati-hati, karena bisnis semacam ini menyaratkan kepercayaan sangat baik, baik dengan rekanan produsen maupun para pembeli, di tengah maraknya isu "penipuan" via internet yang sering kita dengar.

Ini saja dulu, sekedar mencoba mengakses ide lama yang terpendam dalam benak :)

Monday, April 25, 2005

Usaha Layanan Kliping Data

Masih terkenang peristiwa beberapa tahun yang lalu, sewaktu penulis sering berinteraksi dengan teman-teman dari UNPAD Bandung. Ada salah seorang rekan yang mencoba menggeluti sebuah usaha, yang menurut penulis waktu itu menjadi wawasan baru. Usaha ini sebenarnya sederhana, mirip tugas kuliah atau tugas pelajaran sewaktu di sekolah saja :), yakni "Usaha Layanan Kliping Data".

Secara faktual, peluang usaha ini tidak kalah menarik. Di sekitar kita terdapat banyak sekali orang yang berprofesi sebagai dosen, tenaga pengajar, praktisi, ilmuwan, tokoh masyarakat, dan sebagainya. Mereka senantiasa memerlukan data, artikel, berita, atau informasi yang terbaharui. Memang sekarang beberapa media telah membantu memudahkan untuk mendapatkannya, seperti radio, televisi, internet, majalah, surat kabar, tabloid, jurnal. Masalahnya berapa banyak orang yang bisa dan sempat untuk me-record, menyortir atau mengolah media tersebut agar menjadi efektif dan efisien buat mereka? Di sisi inilah "Layanan Kliping Data" memiliki peluang digeluti.

Mekanisme kerja, coba buat tim kecil untuk bagian "promosi/marketing" dan tim lain untuk "Riset dan Olah Data". Pelanggan diberikan keleluasaan untuk mendapatkan topik-topik tertentu atas info-data yang mereka butuhkan (politik, ekonomi, agama, kesehatan, sosial, teknik, pertanian, geologi, dsb). Tugas tim R&O Data adalah menyortir, mengolah info dari berbagai sumber media yang telah disebut diatas, melakukan kliping, dan memberikan kepada pelanggan secara berkala (misal 1 minggu sekali). Dan untuk pelanggan dikenai harga layanan secara bulanan, misal saja, Rp 35,000 per bulan untuk kliping tiap topik data yang mereka dapatkan (paket reguler). Bisa pula ditawarkan paket khusus, semisal data collecting service untuk mahasiswa tingkat pasca-sarjana yang sedang melakukan penelitian atau penyusunan thesis. Tugas kerja kita adalah menyuplai, mencarikan, mengumpulkan data-data "penting" dan "berarti" sesuai dengan kebutuhan mereka. Tarif layanan tipe paket khusus ini bisa jadi lebih mahal dibanding paket reguler (kliping data umum).

Biaya usaha untuk menerjuni Layanan Kliping Data setidaknya diperlukan untuk 3 komponen : biaya untuk mendapatkan data (langganan majalah, surat kabar, jurnal, tabloid, akses internet), biaya untuk produksi publikasi kliping, dan biaya operasional-promosi.

TIPS: sebelum benar-benar memutuskan membuka usaha ini, coba lebih dulu melakukan penjajagan (trial) pasar/market; misal membuat penawaran secara non-formal kepada rekan, kenalan, tetangga, kenalan dosen, dsb yang akan dijadikan calon customer layanan kliping data kita. Berikutnya, mencari SDM lain yang berminat bergabung, bisa dari kalangan mahasiswa atau se-level. Bila tim-tim yang diperlukan sudah terbentuk, membuat planning, rencana kerja.

Nah, ide usaha ini tidak kalah menarik untuk di-seriusi kan?

Sunday, April 24, 2005

Layanan Gratis : Konsultasi Wirausaha

Di beberapa media, layanan konsultasi untuk usaha/wirausaha bisa kita jumpai secara gratis. Salah satunya adalah yang penulis temukan di internet, seperti berikut ini :

Sebagai sebuah upaya pemberdayaan ekonomi umat, BritZ Consult juga memberikan layanan konsultasi secara gratis kepada mereka yang membutuhkan. Konsultasi GRATIS diberikan secara online melalui rubrik Wirausaha pada situs eramuslim.com. Selain itu, konsultasi secara on air juga diberikan kepada para pendengar siaran Radio RAS 95,3 FM Jakarta setiap hari Sabtu, jam 07.30 – 09.00. Saat ini kami juga sedang mengadakan pendekatan kepada beberapa media cetak untuk memberikan layanan konsultasi gratis ini.

Halaman lengkap dapat dibaca di : http://www.eramoslem.com/mitra/britz/

Semoga ada manfaat bagi rekan-rekan.

Linux Installer ! OK juga :)

Hmm, pertama jangan salah kira dulu melihat judul di atas. Yang penulis maksud dalam artikel ini bukan CD untuk instalasi sistem operasi Linux, tetapi profesi usaha sebagai penginstall Linux (hehe). Ide ini juga diangkat dari kisah nyata, sebuah instansi rumah sakit butuh peremajaan 200 an buah PC nya. Tetapi karena ndak mau terlibat masalah "hak cipta-mencipta software", diputuskan memakai Linux saja yang Free untuk PC-PC baru nya! (goodbye Windows - mungkin begitu maksudnya). Masalahnya vendor komputer ndak jual hardware sekaligus instalasi Linux-nya. Si pembeli dipersilahkan mencari installer (tukang instalasi) sendiri.

OK, sekarang kita bicara masalah peluang bisnisnya. Menurut penulis, untuk instalasi Linux ini, siapa saja bisa melakukannya, asalkan punya "cukup" ilmu berkaitan dengan tugas kerjanya. Baik laki-laki maupun wanita, mulai pelajar SMP maupun hingga bapak-bapak. Bahkan sepertinya tidak butuh modal terlalu tinggi. Yang penting modal awal adalah "knowledge", ditambah "skill", ditambah "experience", makin bagus. Berikutnya cukup memiliki beberapa distro CD Linux untuk istalasi (misal Slackware, Debian, Mandrake, RedHat, Fedora, Susse) yang harganya bisa jadi cuma Rp 5,000 an per keping.

Berikutnya, tinggal marketing, mempromosikan usaha jasa instalasi Linux. Bikin aja kartu nama, titipkan ke toko-toko komputer (vendor), ke rental komputer/internet. Pasang iklan di koran lokal (kalau ada dana anggaran untuk itu), beri alamat kontak yang mudah dihubungi. Menurut kabar, sekarang ini toko-toko komputer banyak yang menjual hanya PC saja, tidak seperti dulu sudah dengan instalasi windowsnya sekaligus. Nah, inilah peluang bisnis baru yang penulis maksud. Termasuk peluang maintenance after salesnya, peluang memberi kursus privatnya (Linux), dll.
Sekedar info : jasa instalasi Linux ini memang ndak ada standarnya. Kalau kita memasang tarif Rp 50,000 untuk instalasi per PC pun kayaknya masih wajar koq. Lumayan kan ? [Apalagi kalau punya ilmu setting Linux untuk networking nya, hingga ke kelas server, makin bagus tarifnya] :)

TIPS : kalau "skill" untuk menginstall Linux belum dipunyai, cobalah berkorban sedikit dengan cara ikut kursus-kursus singkat Linux di lembaga kursus, atau minta bantuan teman/kenalan untuk mengajari Linux, atau baca sendiri lewat majalah/buku2 di pasaran yang mengupas Linux, terus berikutnya eksperimen sendiri. Bila skill yakin sudah OK, go to business ! :)
Selamat mencoba.

Saturday, April 23, 2005

Wartel mini berbasis VoIP > diversifikasi warnet

Ide bisnis ini memerlukan perhatian pikiran agak lebih dibanding gagasan-gagasan sebelumnya (membuka rental komputer, jasa pengetikan, atau lainnya). Warnet, lazimnya dijalankan sebagai usaha menyewakan (rental) koneksi internet kepada pelanggan/customer. Pelanggan bisa menikmati layanan yang tersedia standar dari internet (browsing, chatting, email, streaming audio-video). Seiring perkembangan teknologi muncul fenomena VoIP (Voice over Internet Protocol), yakni melewatkan data suara/voice via jaringan internet. Dengan VoIP, komunikasi antara Jakarta - London bukan lagi bertarif sambungan internasional (SLI), tetapi setara dengan koneksi lokal internet rumah - ISP. Demikian pula komunikasi Jogja-Aceh, Medan-Jayapura, Surabaya-Tokyo, Paris-New York, dan sebagainya.
Untuk warnet yang menyediakan fasilitas voice chat (chating menggunakan voice), atau kadang juga webcam, customer dapat menikmati betul "kemurahan" internet dalam membantu komunikasi jarak jauh ini.
Seorang mahasiswa yang kuliah di UGM dapat bervoice ria dengan keluarganya atau istrinya di Myanmar atau Uganda dengan tarif hanya 3000 - 4000 rupiah jam. Dengan catatan, kedua pihak sama-sama menggunakan protokol internet (misal: bila si mahasiswa sedang di warnet, keluarga nun jauh di sana bisa berada di warnet pula, atau memiliki koneksi internet di rumah).
Masalahnya, bagaimana bila salah satu pihak tidak memungkinkan terkoneksi dengan internet. Di sinilah peluang membisniskan warnet menjadi wartel mini, misal dengan memanfaatkan beberapa PC untuk layanan telekomunikasi jarak jauh (SLJJ atau SLI). Pada PC tersebut dipasang fasilitas komunikasi suara (optional: video/web cam). Dan pemilik warnet memiliki account pulsa (misal membeli Skype account, atau iConnect) agar bisa tersambungkan antara internet dengan fixed phone. Misal warnet di Jakarta menelpon rumah ke Surabaya, atau warnet di Denpasar menelpon ke rumah di Sydney, dsb.
Sepengetahuan penulis, sekarang layanan VoIP internasioanl banyak bermunculan dengan memberikan harga tarif yang kompetitif. Dari selisih tarif itulah kita bisa mengharap adanya margin keuntungan buat wartel mandiri (tidak melibatkan Telkom).

Demikian sekelumit ide/gagasan mendiversifikasikan warung internet (warnet) menjadi wartel mini melayani SLJJ atau SLI. :)

Friday, April 22, 2005

Jadi designer jilbab freelance

Ide artikel ini penulis angkat dari kejadian nyata yang pernah teralami. Di internet, ada seorang rekan yang usianya masih tergolong muda. Sekarang statusnya adalah sebagai mahasiswi di sebuah perguruan tinggi di Kalimantan. Cerita nya, sejak usia SMU dia sering atau suka corat-coret mendesign baju atau pakaian untuk kaum hawa. Menginjak bangku kuliah dan mulai bersentuhan dengan aktivitas keislaman, corat-coretnya berganti menjadi design jilbab. Cuma aktivitas itu, masih sebatas sekedar sebagai hobby. Katanya, beberapa kali dia diminta rekan-rekan sekampus/sebaya membantu membuatkan design jilbab. Dalam beberapa kesempatan penulis mencoba memberikan "dorongan", agar mencoba mengarahkan ke jenjang yang lebih tinggi levelnya, masuk dunia profesional, menggali aspek ekonomis dari hobby ini. Ringkasnya, apakah tidak mungkin kita mendapatkan materi (uang) dari ketrampilan corat-coret ini. Pernah sekali waktu penulis coba minta dikirimi contoh skets design yang pernah ia buat, dan penulis tunjukkan ke rekan lain yang kebetulan lebih dahulu menerjuni usaha "butik" mini busana muslimah. Komentarnya ternyata kan positif, "bagus-bagus modelnya", katanya.

Barangkali masalahnya ada pada perasaan kurang percaya diri, kurangnya wawasan berkaitan aspek usaha dari bidang ini, atau support dari keluarga, atau semacamnya. Ini diakui sendiri oleh rekan tadi, sewaktu penulis coba tanyakan "mengapa ndak diarahkan ke aspek komersial?". Jawabnya, "wah belum kepikiran ke arah sana".

Padahal sebenarnya, usaha ini bisa dirintis dari level paling sederhana. Bikin design untuk teman-teman yang membutuhkan, kalau dia setuju dengan designnya, minta fee (honor) kepada mereka. Atau coba buat sebuah design, perlihatkan kepada kenalan dari kakak perempuan atau kenalan dari ibu, tetangga, rekan kampus, kenalan di internet dan lain-lain. Tawarkan kepada yang sedang ingin membuat jilbab, bila setuju dengan design, belanja bahan-bahannya (kain), pesan kepada penjahit (tailor) agar dibuatkan jilbab seperti design yang telah dikerjakan. Lalu jual kepada yang sedang memerlukan tadi. Mungkin istilah uniknya, profesi sebagai "Designer (perancang busana) Freelance". Usia dan pengalaman menurut penulis ndak menjadi masalah/kendala. Yang penting punya kreativitas, sense of design art, dan motivasi untuk maju.

Pada level lebih tinggi, bisa juga mencoba menggandeng usaha butik di sekitar tempat tinggal, tawarkan model kerja sama. Mereka pembuat dan penjual, kita yang mendesign. Atau bila mungkin dan memang telah memiliki modal, coba membeli mesin jahit sendiri, rintis usaha butik jilbab. Buat promosi mengenalkan produk baru "haya design", "ahyra collection", "achy muslim fashion", "rahma: busana muslim", dsb. :)
Jadi designer jilbab freelance, mengapa tidak ?

Wednesday, April 20, 2005

Membisniskan barang bekas

Barang bekas, barang second, re-furbish ternyata tidak selamanya berkonotasi "useless". Pengalaman yang pernah penulis jumpai di kota Bandung, ada usaha yang tergolong sukses dalam membisniskan barang bekas. Bahkan tokonya terkenal luas hampir seantero Bandung, karena diberi dengan nama unik "BABE" (BArang BEkas). Idenya sebenarnya sederhana, BABE menyediakan tempat berjualan dan sekaligus memanage penjualan. Adapun supply barang-barang dagangannya sendiri datang dari publik/masyarakat luas. dari mulai sepatu-sandal bekas, arloji, perkakas elektronik, pakaian, alat-alat olah raga, perkakas rumah tangga, alat musik, perlengkapan kantor, sepeda, bahkan hingga mobil bekas pun pernah ada dalam daftar jualan mereka. Promosi usaha nya tergolong aktif (bahkan menurut penulis, inilah kekuatan utama BABE), unik dalam inovasi dan kreatif dengan menggunakan beberapa medium (iklan di radio, media cetak, promosi on-the road, acara offair, dll).
Mekanisme ringkas management nya: setiap item barang dari pelanggan yang hendak dititipkan, dikenai fee titipan (misal Rp 2500) untuk masa waktu tertentu penitipan. Hasil penjualan dari setiap barang yang terjual, BABE pun masih mendapatka komisi sekian persen.

*Bayangkan bila (seandainya) dalam sehari saja BABE menerima titipan spt ini: 50 buah jaket, 100 pasang sepatu, 50 pasang sandal, 20 arloji, 20 jam meja, 30 buah topi, 40 potong kemeja, 25 buah alat dapur, 20 buah alat elektronik, 15 buah alat musik, 25 buah alat olah raga, 50 buah handphone, 35 buah aksesori fashion anak muda, 3 buah komputer, 10 kursi kantor, 30 tas kuliah/kantor. [hmmmm ... menarik bukan bila diakumulasikan dalam sebulan nya]

Ide ini menurut penulis bisa saja diadopsi untuk kota manapun (sekedar info: di Bandung saja, usaha sejenis yang mengikuti jejak BABE banyak bermunculan), dengan penyesuaian kapasitas dan besarnya skala usaha dengan kemampua kita. Bisa saja kita mulai dengan ide "Garage Sale", menjual barang-barang second di garasi. Sambil mencoba menerapkan "resep BABE", toko menerima juga titipan barang jualan dari masyarakat/pengunjung. Lakukan promosi dengan inovatif dan aktif, atur layout tempat usaha semenarik mungkin, go to business !

Selamat mencoba memulai BABE (BArang BEkas), RANGKAS (barang bekas), BASE (barang second), "serba 2nd", "Toko Second" sendiri, dsb :)

Usaha buat sahabat-sahabat putri ?

Ini bukan bermaksud promosi. Karena situs web yang saya sebut berikut memang bukan milik penulis. Wirausaha yang dimaksud memang utamanya ditujukan buat sahabat-sahabat putri, kaum hawa yang hendak menambah penghasilan.
Di masa sekarang, dimana gairah keIslaman muncul di generasi muslim, kalangan terpelajar, pesantren, ibu-ibu istri pejabat, kalangan birokrat, dsb. Seiring hal tersebut muncul fenomena maraknya pemakaian busana muslim/muslimah.
Dari sisi eknonomis, ini mengundang peluang baru akan sebuah usaha, yakni menyediakan perlengkapan busana muslim atau memberikan alternatif dari sebuah busana muslim, dengan range pemakai : remaja, ibu, kaum pria, hingga anak-anak.
Bila modal sendiri tidak dimiliki, bisa mencoba dengan sistem lain, yakni menjadi mitra dari sebuah usaha yang sudah dirintis oleh orang lain. Atau dengan kata lain, menjadi wirausaha dengan modal "ketrampilan menjual".

Di jaman cyber seperti sekarang, antara mitra satu dengan mitra lainnya, atau pengusaha induknya bisa jadi berbeda lokasi kota, pulau, provinsi atau bahkan negara. Dengan menggunakan fasilitas internet (email, chatting, website) semua kegiatan usaha tetap bisa dijalankan tanpa terhalangi kendala jarak. Cobalah salah satu tawaran yang penulis jumpai di internet yakni menjadi mitra penjual busana (muslim).

http://www.islamiati.com

Sasaran penjualan bisa di kalangan aktivis Islam, mahasiswa muslim, komunitas muslim (pesantren-misalnya), komunitas organisasi pemerintah atau non pemerintah (lewat media arisan ibu2 - misalnya), atau dari kalangan umum.
Strategi marketing, coba mulai dari yang paling mudah, "mulut ke mulut", "door to door", dst.
Perhatikan kualitas produk yang dijual, ketepatan waktu pengiriman barang (untuk mitra yang berlokasi jauh dengan perintis/pemilik usaha), serta harga yang bersaing dengan harga pasar lokal. Selamat mencoba. :)

Saturday, April 16, 2005

Menjadi penerjemah, wira usaha -bisa- modal "dengkul"

Selama ini bila orang berpikir tentang wiraswasta atau wirausaha, termasuk point penting yang perlu diperhatikan adalah soal "modal" atau biaya yang diperlukan untuk memulai usaha tersebut. Sebenarnya apakah ada model usaha yang bermodal minim sekali, hampir-hampir hanya bermodal (kata orang) "dengkul". Menurut saya, bila kita memiliki satu atau lebih jenis kemampuan/ketrampilan, sebenarnya banyak yang bisa dikerjakan.

Misalnya adalah menjadi penerjemah/translator. Ketrampilan yang diperlukan adalah kemampuan bahasa asing (Inggris, Prancis, Mandarin, Korea, Jepang, Portugis, Jerman, dll). Jenis pekerjaan inipun bisa dimulai dengan sistem paruh waktu, misal bahkan sejak usia SMU (byar SMU tapi sudah jago bahasa asing - misalnya).

Nah, langkah berikutnya tinggal membuat promosi, menjual jasa kita. Contoh sederhana: membuat iklan poster, ditempel di tempat rental komputer, rental internet, iklan via chatting internet, iklan dari mulut ke mulut :) menawarkan ke mahasiswa-mahasiswa yang sedang menempuh kuliah jenjang S-2, titipkan kartu nama ke banyak orang, dan sebagainya. Yang perlu juga mendapat perhatian, soal kualitas terjemahan dan harga jasa yang menarik. Semakin baik kualitas terjemahan dan harga jasa juga "berani agak miring" kayaknya bakal mudah mendapat pelanggan.

Kalau sudah semakin OK kualitas, berikutnya bisa dipikirkan mengembangkan "market", semisal mencoba menawarkan ke penerbit-penerbit, percetakan, kantor, dll. Selamat mencoba "resep" sederhana ini. Good luck, sayonara, adios !

Tuesday, April 12, 2005

Cerita 6 anak muda bikin warnet di Bali

Blue Internet awalnya dibangun "ide sejenak" dari 6 orang anak muda Bali yang pengen mendirikan warnet lebih tepatnya "tempat ngumpul" yang selain berfungsi sebagai warung internet penyedia akses internet dan juga sebagai komunitas anak muda khususnya anak muda Bali yang saling sharing dalam bidang teknologi informasi, menjadi lebih gaul en funky, meningkatkan kreatifitas, inovatif, dan tentu saja tetap meng-ajeg-kan budaya Bali. Selain itu kami menyadari pengaruh budaya yang masuk ke Bali dan kondisi ekonomi saat ini membuat anak muda Bali sering terjebak dalam "nongkrong di pos kamling berteman arak", kebut-kebutan, tajen, narkoba... dll... dan semoga Blue Internet sedikitnya mampu mengobati "keputusasaan" atau setidaknya sanggup menjawab tantangan "kehampaan" atas kondisi yang terjadi sekarang ini di Bali ..

ikuti kisah seru dan kreativitas mereka di :
http://www.iloveblue.com/blue-internet/


[sorry nih made-made, artikel ini buat nambah-nambah kaya content blog kita aja, byar makin rame .. :p thanx before]

Jadi Web Designer, siapa takut ?

Kalau anda suka browsing di internet, mungkin akan pernah melihat ratusan atau bahkan ribuan jenis website yang ada. Mulai yang cool, menarik, biasa, hingga yang (hmmm ...) minimalis - beginner. Sekarang Anda ingin punya pendapatan, skill pas-pasan, tapi modal ada seperti komputer. Jangan patah semangat. Jadi web design freelance, berani coba ?

Modal yang diperlukan :
1 unit komputer kerja yang agak bagus speknya, misal (minimal) Pentium 3, RAM 128, HD 20 GB, VGA 32MB, ada CD ROM, support USB, floppy. peralatan tambahan (kalau sanggup beli): printer, scanner, CD-RW. Di dalamnya terpasang software semacam : Macromedia Dreamweaver, Macromedia Flash, Adobe Photoshop, (optional) : Swish, Fireworks, dll.
Kalaupun harus beli komputer, modal minimal dibutuhkan sekitar Rp 3 juta.

Berikutnya, untuk memulai usaha ini, pastikan dulu anda cukup memiliki skill/ketrampilan yang memadai untuk membangun sebuah website, minimal sebuah web statis (HTML pages). Komponen yang perlu dipahami : HTML, CSS, Javascript (bisa diambil dari freesource di internet), olah image (Photoshop), banner animasi (Image Ready atau Flash). Tingkatkan kemampuan dengan banyak belajar, membaca, dan berlatih; bisa lewat buku, e-book, tutorial di internet, mengikuti forum, milis, mengamati website buatan orang lain. Carilah banyak ide dengan sering surfing di internet. Cobalah asah kemampuan dengan membuatkan web pribadi untuk sendiri, untuk rekan, organisasi atau mantan kampus sekolah. Buat semenarik mungkin, minta tanggapan/masukan orang lain. Apa yang kurang/perlu diganti/direvisi. Setelah makin OK kemampuan kita, percaya diri !

Untuk memulai mencari client, coba tawarkan jasa web design kita lewat forum/media chatting, penawaran ke teman-teman via email, cari unit-unit usaha kelas kecil-menengah yang memasang iklan di media cetak dan belum memiliki website. Coba bikin demo web nya. Tawarkan dengan melalui proposal resmi. Calon client ini bisa : klinik, RS kecil, restoran, penginapan, hotel melati, guest house, apotik, cafe, organisasi nirlaba, keluarga agak mapan, rental mobil, toko kelontong, mini mart, lembaga kursus, salon, home industry, pemilik usaha perkebunan, perikanan, dll (anda bisa buat list sendiri).

Karena masih pemula, cobalah pasang harga jasa design dengan cukup ekonomis yang membuat calon client tertarik, tetapi kualitas hasilnya tetap perlu dijaga demi membangun image. Misal saja : Rp 200 ribu (8 - 10 halaman HTML). Ingat, semakin "cool" hasil pekerjaan, nanti dengan sendirinya harga "skill" kita pun bisa kita sesuaikan.
Cari di internet web hosting (tempat menaruh file-file web) yang cukup bonafid, tetapi harga agak "miring". Setidaknya, yang Customer Service nya OK.

Jangan lupa: buat media komunikasi calon client dengan anda dengan berbagai sarana: telepon, SMS, email, Yahoo Messenger, dll.

Kalau sudah mahir dengan static web, nanti coba menambah dengan belajar dynamic web-nya (pakai script ASP atau PHP, sekalian dengan database nya : MySQL, MS SQL, Postgres, dll). Selamat mencoba dan mulai berpromosi.

Bagaimana ... murah dan mudah kan. Semoga bermanfaat ! :)

Thursday, April 07, 2005

Arahkan Pembinaan Pemuda ke Wirausaha

Jakarta, Kompas - Daripada terjebak dukung-mendukung kepentingan politik, pembinaan kepemudaan lebih produktif jika diarahkan ke sektor wirausaha. Sektor wirausaha memungkinkan pemuda mengembangkan kemandiriannya, sekaligus memperluas akses lapangan kerja bagi masyarakat usia produktif. Sebagai perangsang, Depdiknas secara rutin menggulirkan program pendidikan kecakapan hidup terhadap pemuda yang punya nyali untuk berusaha mandiri.
Lihat artikel selengkapnya di halaman web:
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0406/17/humaniora/1090527.htm

Strategi Penciptaan UKM Tangguh

Strategi Penciptaan Wirausaha (Pengusaha) kecil menengah yang tangguh
Oleh : Tjahja Muhandri

Wirausaha merupakan istilah yang diterjemahkan dari kata entrepreneur. Dalam Bahasa Indonesia, pada awalnya dikenal istilah wiraswasta yang mempunyai arti berdiri di atas kekuatan sendiri. Istilah tersebut kemudian berkembang menjadi wirausaha, dan entrepreneurship diterjemahkan menjadi kewirausahaan. (Kamus Manajemen – LPPM). Wirausaha mempunyai arti seorang yang mampu memulai dan atau menjalankan usaha.
Artikel selengkapnya, bisa dilihat pada halaman web berikut : http://rudyct.tripod.com/sem1_023/tjahja_m.htm

Tuesday, April 05, 2005

Beberapa aspek dalam wirausaha

Bagi anda yang masih kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan, jangan berkecil hati. Cobalah paradigma pemikiran lain, membuka usaha swasta sendiri (wirausaha). Dalam memulai usaha ini, ada beberapa aspek yang mungkin bisa membantu menyegarkan diskusi kita.
- aspek modal (darimana modal hendak kita dapatkan: uang sendiri, pinjam teman, patungan ?)
- aspek skill (kemampuan/ketrampilan apa yang kita miliki untuk menerjuni dunia wirausaha: komputer, otomotif, menjahit/fashion, elektronika, fotografi, masak-memasak, dll ?)
- aspek akomodasi (bagaimana lokasi tempat kita akan memulai sebuah usaha: strategis, perlu mencari lokasi baru, tempat sendiri ataukah menyewa/kontrak, bagaimana lingkungan sekitar ?)
- aspek kompetisi (bagaimana keberadaan usaha sejenis yang telah lebih dulu beroperasi ?)
- aspek pasar/market (menjadi peluang positif ataukah tidak cocok dengan usaha ?)
- aspek SDM (siapa saja yang akan turut serta menjalankan usaha ini ?)
- aspek teknologi (kemampuan atau kesiapan penyerapan terhadap aspek teknologi terkini untuk usaha ini ?)
- aspek dukungan dari pihak lain (partner), bila usaha ini form-nya menjadi bagian dari mata rantai sebuah proses produksi yang lebih besar

Semoga bisa menjadi bahan masukan untuk discuss :)

Dunia Software House

Di kalangan orang-orang teknologi informasi, istilah Software House sudah tidak asing lagi. Term ini merujuk kepada sekelompok orang atau individu atau perusahaan kecil yang melakukan bisnis dalam bidang pembuatan perangkat lunak (software). Produk yang dihasilkan bisa spesifik untuk client tertentu (seperti aplikasi intranet untuk sebuah company) , atau bersifat umum (seperti aplikasi untuk toko, apotik, rental mobil, dll) yang bisa digunakan oleh banyak client.
Hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam usaha bidang ini:
1] Ujung tombak untuk mendapatkan banyak client terletak pada kekuatan marketing (pemasaran).
2] Kepuasan pelanggan (client) berkaitan dengan produk dan layanan yang diberikan oleh software house. Termasuk pula di sini keaktifan pihak customer support dalam mem-follow up si client pasca penyerahan produk.
3] Developer team (tim pengembang) yang handal: yakni para programmer yang ada di balik suatu produk/aplikasi. Di tangan mereka lah, sebuah produk handal dihasilkan.

Kebutuhan perangkat dan SDM :
- lokasi/tempat sebagai camp kerja, yang membuat betah/nyaman para pegawai di dalamnya
- 3 sampai 4 unit komputer client dengan spesifikasi "powerfull" (misal Pentium 4, RAM 256, VGA 128, HD 40 GB, konfigurasi LAN), 1 unit komputer server yang stabil (misal: untuk kegiatan simulasi atau testing aplikasi), koneksi internet (untuk kondisi sekarang sangat penting memilikinya)
- program-program sumber (master installer) yang cukup lengkap untuk instalasi bila sewaktu-waktu diperlukan
- sarana komunikasi pendukung: handphone, fixedphone (telkom), pager [optional]
- sumber bacaan sebagai referensi : buku, majalah, e-book, journal, surat kabar, dll
- Team sukses, cobalah membuat konfigurasi SDM seperti ini : 1 orang project leader (sbg marketting & negosiator), 1 Networking & Web application specialist, 1 Graphic & Web designer specialist, 1 Desktop Application specialist, 1 Sales & Customer support.

Perkiraan kebutuhan dana awal untuk memulai usaha :
komputer (Rp 16 juta), komunikasi (Rp 1 juta), internet (Rp 1 juta), promosi & marketing (Rp 2 juta), biaya lain (Rp 5 juta). Total sekitar Rp 25 juta.

TIPS
Untuk mendapatkan sebuah project/order, bisa dilakukan berbagai macam cara, seperti: melalui rekan/kolega yang berpotensi bisa memberikan project, promosi lewat iklan di media cetak atau internet, hunting project di internet, metode jemput bola (langsung membuat proposal dan penawaran kepada calon client yang berpotensi membutuhkan produk/jasa IT)
Bila modal yang ada minim, tetapi kemampuan/skill IT nya mencukupi, cobalah dengan metode "kumpul bareng" sesama SDM IT membuat usaha gotong royong, masing-masing membawa "sumbangan modal" seperti komputer dan lain-lain, sedangkan output dari hasil project bisa diatur seproporsional mungkin yang menyenangkan semua pihak. :)

Sementara ini dulu ... to be continued

Monday, April 04, 2005

Membuka Usaha Pelatihan Komputer

Salah satu jenis aktivitas yang mungkin tidak akan berhenti adalah bidang pendidikan. Karena manusia akan senantiasa membutuhkan ilmu. Sementara itu, sudah banyak lembaga pendidikan formal maupun non-formal yang telah berdiri untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Komputer termasuk salah 1 bidang yang memiliki banyak cabang ilmu yang memungkinkan untuk digali dan diajarkan.
Ada beberapa skema pilihan yang mungkin dalam usaha jenis ini:
1] Kita sebagai pemilik, pengelola dan pelaku langsung (misal sbg trainer).
2] Kita sebagai penyedia fasilitas (tempat dan perlengkapan), SDM dari luar.
3] Kita sebagai pengelola atas fasilitas milik orang lain.
Image hosted by Photobucket.com
Daftar kebutuhan :
tempat dan lokasi yang strategis (dekat lingkungan pendidikan: sekolah, kampus; atau perkantoran)
perangkat komputer (sesuai dengan kapasitas ruang dan modal tersedia)
peralatan mengajar : whiteboard, papan tulis, meja-kursi siswa, dll
perlengkapan administrasi : form pendaftaran, sertifikat, stempel, kwitansi, modul pelatihan, papan pengumuman, absensi siswa, dll
plang nama atau neon box nama usaha agar mudah dikenali masyarakat
[optional] mengurus perijinan bila memungkinkan, untuk aspek legalitas sertifikat dan keberadaan lembaga; namun bila usaha hanya skala privat/kecil, hal ini bisa diabaikan lebih dahulu.
bahan promosi : poster, pamflet, kartu nama, spanduk, brosur

Perkiraan biaya modal ::
4 unit PC (4 juta), networking (500 ribu), interior (fan, furniture : 600 ribu), administrasi dan promosi (750 ribu), biaya lain (150 ribu) ; total perkiraan modal = Rp 6 juta

TIPS:
- pilih jenis pelatihan yang masih sedikit lembaga sejenis yang mengadakan, hal ini akan dapat memperkecil tingkat kompetisi
- buat interior/fasilitas yang nyaman buat siswa (AC atau fan; toilet; free drink), menjaga kebersihan dan kerapihan tempat usaha
-sering mengikuti trend perkembangan dunia komputer (hardware maupun software)
-meminta feedback (input balik) dari siswa untuk perbaikan kualitas pelatihan
-senantiasa meningkatkan performance bisnis yang dijalankan

Semoga bermanfaat :)

Saturday, April 02, 2005

Memulai usaha jasa pengetikan

MENGAPA
Beberapa alasan dapat menjadi jawaban untuk memulai usaha ini. Seperti: tidak semua orang memiliki mesin ketik apalagi komputer. Bila pun memiliki, tidak semua orang memiliki cukup waktu mengerjakannya. Kebutuhan pengetikan dokumen terjadi hampir setiap hari. Ketrampilan dan besarnya modal yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha ini relatif mudah dan terjangkau.
BAGAIMANA
Siapkan kebutuhan perangkat keras yang dibutuhkan: 1 set komputer, 1 set printer, plang nama/neon box, kertas HVS, buku catatan transaksi. Bila modal untuk kebutuhan komputer juga belum tersedia, masih bisa disiasati dengan pergi ke tempat rental komputer untuk menyelesaikan order.
PERKIRAAN ANGGARAN
Perangkat komputer built up 1 set Pentium II kondisi second, sekitar 1 juta; ditambah 1 set printer 250 ribu; kertas HVS dan alat administrasi 100 ribu. Plang nama 50 ribu. Perkiraan total anggaran dibutuhkan untuk memulai usaha ini sekitar 1,5 juta rupiah.
AYO MULAI
Buat promosi kecil, bisa dengan menyebarkan brosur, pamflet, menempel poster promosi di tempat-tempat umum, membagi kartu nama, memasang neon box di depan lokasi usaha.
TIPS
Karena ini termasuk usaha jenis jasa, maka utamakanlah kepuasan pelanggan. Ini bisa membantu membangun citra/image positif bagi usaha yang sedang dirintis. Pahami dengan jelas "apa sebenarnya yang dikehendaki pelanggan", tentang outputnya. Konfirmasikan detil order yang diterima, untuk mengurangi resiko kesalahpahaman, sebelum memulai mengerjakan order ketikan. Usahakan penyelesaian order tepat waktu sesuai dengan kesepakatan. Bila "kebanjiran" order, kurangi resiko dengan menolak order melebihi kemampuan beban kerja; atau bila memungkinkan, cari SDM instan baru (kerabat, sanak family, teman, dsb) untuk membantu menyelesaikan order yang berlimpah. Buatlah kebijakan penetapan harga yang kompetitif, dapat bersaing dengan pelaku usaha lain dengan jenis serupa. Misal untuk saat sekarang, biaya jasa pengetikan dokumen standar (kertas ukuran A4, margin 4-4-3-3 cm, ukuran huruf 12 point, spasi 1.5) = Rp 1000 /lembar halaman jadi, dokumen tabel = Rp 1500 /lembar halaman jadi, dsb.
Selamat mencoba, semoga bermanfaat !

Selamat Datang

Selamat datang di blog wirausahakita.

Blog ini dimaksudkan sebagai wadah, tempat atau media berbagi pengalaman dan wawasan dalam berwirausaha, terutama bagi sahabat-sahabat yang ingin bermaksud memulainya, atau memperkaya kreativitas dan wawasannya.
Jenis usaha tidak dibatasi ragamnya, asalkan selama itu halal dan jelas. Tidak terkategori haram atau membahayakan manusia dan lingkungan.
Bantuan, dukungan, saran dan kritik yang membangun; kiriman beragam artikel akan sangat membantu mengembangkan misi dari blog ini.
Akhir kata, semoga upaya kecil ini bermanfaat dan memberi nilai positif bagi kita semua. Semoga. Amiin. :)