Tuesday, August 15, 2006

Global Trading, Chating Benefit !

Hari ini penulis membaca sebuah iklan baris di sebuah koran Nasional. Dituliskan ada sebuah perusahaan di Seattle-USA, bisa bantu "sourcing" barang-barang buatan USA ke Ind dan sebaliknya, memasarkan barang Ind ke USA. Kontak cukup via email (kalau ga pede pakai bahasa Inggris, email bs juga ditulis dalam bahasa Ind katanya). Inilah yang disebut Global trading! Perdagangan bebas seluruh dunia, tanpa batasan sekat dan restriksi geografis. Bila volume transaksi cukup besar, mungkin akan terkategori paradigma Export-Import. Kalau 1-2 biji item barang? Bisa jadi cukup pakai jasa kurir internasional, semacam DHL, TNT, dll. Sudah kebayang belum peluang bisnis seperti ini?

Sementara saat ini bukan hal aneh lagi, kalau banyak warga Ind yang sudah bertebaran di berbagai negara di luar negeri, tidak hanya didominasi dari kalangan masyarakat berkantung tebal. Entah karena tugas kerja, tugas studi, atau bekerja mencari dollar, dsb. Kalau sering chating di internet, kita tidak akan kaget bila ketemu dengan si Budi di Belanda jadi pelayan bar, atau Mbak Tari kerja di salon di Hongkong, mas Arief lagi S3 di Jerman, dan mas/mbak, pak/bu lain-lainnya. Barangkali dari situ ada yang ternyata salah satu kerabat kita, atau akhirnya jadi teman akrab kita atau kenalan jauh yang terpercaya, dsb.

Sekarang coba iseng2 tanyakan kepada mereka harga sebuah laptop (komputer jinjing) seri X di Jepang harganya berapa? Lalu di Ind kita cari tahu hrg pasarannya untuk barang yang sama? Bila ditambah ongkos kirim jadi berapa? Masih ada selisih untuk dapat untung gak? Kalau YA, mau coba pesen terus dijual? :) Biar ga beresiko, sebaiknya cari dulu calon buyer dari Ind nya. Teman sendiri mungkin, atau tetangga, teman arisan ibu, teman sekantor, dll.

Nah bagaimana kalau harga Camera digital seri Y di Korea, handphone seri W di Malaysia, harddisk notebook 250GB merek XYZ di Singapore, baju eskimo, atau jaket F1 di Polandia, atau helmnya Max Biaggi di Italia, atau sepotong berlian di Afrika Selatan (wow), etc etc ? Siapa tahu ternyata ada yang cocok untuk jadi lahan bisnis usaha kita. :)

Its not impossible! Soal modal? Relatif sih, tergantung item barang yang mau kita pesan. Cuman memang usaha ini rada butuh serius, maksudnya harus benar-benar dipertimbangkan segala aspeknya; misal keamanahan dari sisi pihak yang di LN, resiko, packing barang, kepastian calon buyer, dsb.

Just giving an idea, di tengah cuaca siang terik macam begini :)

Friday, August 11, 2006

Thanks to Detik.Com :)

Kali ini, cerita ini gak bawa ide soal wirausaha nih teman-teman. Cuma kisah menarik saja. Kemarin penulis sempat kaget, di counter visitor blog melonjak drastis hingga 360-an visit dalam sehari. Padahal biasanya rata-rata sehari 100an, kadang 115, atau 125. Langsung saja penulis kirim SMS ke rekan lain; ternyata usut punya usut blog kita ini masuk di DETIK.COM to (coba cek di detikiNet, reference Blog) .... oooo begitu ceritanya. Pantas ya banyak visitor. Ya sudah, begitu saja. Semoga makin ramai, makin bermanfaat, makin membuka wawasan, makin positif saja. Ayooo ... pada nyumbang artikel dong, para praktisi, para wirausahawan, para enterpreneur2. Berbagi ide, wawasan, pengalaman, peluang, de el el. Salam semuanya! :)

Tuesday, August 08, 2006

Usaha bikin stempel warna kilat!

Pernah lihat stempel kan? Banyak organisasi pakai stempel, mulai ketua RT, ketua OSIS, kepala sekolah, pak camat, pak bupati, toko roti, toko komputer, toko batik, pt. ANU, pt. INU, CV. ITU, CV. INI, Univ. AKI, Univ. IKU, ITB, IBT, ITS, IST, STIE, STIA, buanyak deh (hehehe). Nah jenis stempel ada yang sederhana (harga 10rb-an di pinggir jalan kaki5,ada juga yang menarik dengan desain rapi dan berwarna-warni).
Kalau pernah ke Gramedia, mungkin sepintas teman-teman pernah lihat spot area usaha yang melayani pembuatan stempel warna kilat tanpa bantalan, bisa ditunggu barang sejam dua jam-an. (Kalau stempel yang harga 10rb-an, biasanya pakai bantalan tinta dan bergagang kayu; desain masih agak kurang halus, soalnya hand made, dan hanya bisa 1 macam warna). Nah kalau yang stempel warna ini, lebih halus (computerized), pakai warna bisa lebih dari 1 macam (misal dalam 1 desain stempel bisa kita pakai 2 warna), gagang plastik, tinta menyatu dengan gagang stempel, bisa di-refill kalau habis. Harga jual stempel ini ke customer beragam, tergantung ukuran stempel dan banyaknya warna. Coba saja lihat2 ke yang ada di Toko Buku Gramedia, mungkin bisa jadi bahan perbandingan, tinggal kita turunkan sedikit price kita, biar menarik customer. Perkiraan sih, sekitar 50 - 150 rb per stempel :) Soal proses pengerjaan stempel ini cepat koq, gak ada 1 jam.
Nah kalau ada yang berminat mau buka usaha tersebut, yang dibutuhkan adalah : skill menggambar, khususnya logo (biasanya sih pakai program CorelDraw meski gak mutlak, pokoknya S/W yang bisa output ke print -Word, Excel,dll; kalau belum bisa coba ambil kursus singkat CorelDraw, 4-5 hari); terus punya 1 set komputer, punya printer laser (printer second gak masalah, harga yang baru pun semakin murah, coba cari HP 5L atau 6L atau 1010); mesin/alat pembuat stempel; kios/garasi rumah yang posisinya marketable/mudah dijangkau konsumen.
Kalau soal promosi, bisa pakai iklan koran lokal, bikin brosur, atau pasang spanduk di depan tempat usaha kita. Melayani antar jemput jadi nilai tambah plus usaha kita. Nah kalau belum punya alat pembuat stempelnya, bisa kontak kami. Harga mesin rakitan pembuat stempel (lengkap, termasuk bahan-bahan, tersedia 9 macam warna) = Rp 4.500.000,- (belum termasuk ongkos kirim keluar kota). POINTER Media 0819 3119 8080.



Jadi hitung-hitung globalnya seperti ini: komputer 1 unit (kondisi 2nd gak masalah, 2 juta an), printer laser (1 juta an), alat stempel, spanduk/plang usaha (katakanlah 5 juta an). Langkah awal, coba pakai garasi rumah dulu atau ruang tamu disekat jadi kantor usaha, juga OK :D ... ya total sekitar 8-10 juta an modalnya.
Kalau sehari dapat 1 order stempel=50 rb; kalau 2 stempel=100rb, sebulan 3 juta! (hmmm .......... amien). Sorry, just an intermezzzo! :) Never give up, dont be afraid to try anything! Salam.

Tuesday, August 01, 2006

Usaha Modal Kecil (Part III) : Es Tiga Rasa !

Halo teman-teman, selamat pagi-siang-atau malam! :) Ide kali ini gak jauh dari soal makanan. Penulis dapatkan ispirasinya dari jalan-jalan, lihat langsung dari pelaku usaha yang sudah berjalan dan berhasil. Intinya ide usaha yang akan dipaparkan adalah membuka kafe/warung khusus es (minuman segar/dingin), TIGA RASA.
Kafe ini bisa dijalankan di sebuah tenda (kita beli/sewa) di pinggir jalan, atau di ruang garasi, atau di kios kontrakan. Sebaiknya lokasinya strategis, tempat dilewati banyak orang atau lalu lalang kendaraan. Coba cari dulu ya!
Berikutnya modal peralatan yang kita butuhkan adalah: meja kursi untuk pembeli, perkakas dapur untuk olah masakan, dll. Untuk penyajian cukup di sebuah gelas besar yang tahan es. Sedangkan untuk berjualan, kita butuhkan 3 bak kaca bersih yang lumayan besar (ukuran sekitar 40cmx30cmx40cm) untuk wadah dagangan utama kita. Bak pertama diisi dengan es alpukat, bak kedua diisi dengan es campur (campuran nanas, nangka, pepaya, cendol atau rumput laut), bak ketiga es kelapa muda. Untuk penambah rasa, siapkan sirop dan susu kaleng putih/coklat. Oh ya, sebagai pemanis utama, jangan gunakan gula sintetis, pakai aja gula pasir. Ehmm ... segaar kan.
Sasaran usaha: masyarakat yang sedang kehausan atau cari tempat tongkrongan atau pingin mampir.
Cara promosi : pasang spanduk besar di depan/atas tenda, pakai bahasa provokatif! misal: Kafe Tenda Depok, Es Tiga Rasa, Pakai Gula Asli Lho! :)
Soal modal, kayaknya gak terlalu besar kan. Usaha bisa dijalankan sendiri, bisa juga posisi kita sebagai investor. Soal SDM bisa nyari dari tetangga yang lagi nganggur, atau temen sekampung, se-RT, bekas satu sekolah, dll. Gimana, mau coba! Coba aja.
NB : Boleh juga sering bereksperimen, mencari rasa/ramuan/resep es spesial yang unik atau aneh tetapi tetap lezaaaat!