Saturday, March 28, 2009

Jogja Taksi Motor

pingin punya armada taksi? jadi juragan taksi? tapi modal terbatas. gimana kalau buka armada taksi motor? hehehehe .... baca saja artikel berikut :

Jogja Taksi Motor
(http://stayinjogja.blogspot.com/2008/11/jogja-taksi-motor.html)

Jogja punya alternatif angkutan terbaru atau kalau boleh dianggap sebagai pengembangan dari angkutan yang sudah lama yaitu ojek motor.

Moda angkutan baru ini namanya taksi motor, jadi gabungan dari taksi dengan ojek motor pengelolanya adalah JOGJA TAKSI MOTOR. Mereka memasang tarif dengan range kilometer.

0 s/d 5 km : Rp 10.000,00
0 s/d 10 km : Rp 15.000,00
0 s/d 15 km : Rp 20.000,00
0 s/d 20 km : Rp 25.000,00

Menurut pengelolanya, armada taksi mereka tidak akan menjadi saingan ojek-ojek yang sudah ada di setiap sudut kota jogja hal ini disebabkan mereka mobile dan dapat di telp setiap waktu serta tidak mengganggu pangkalan ojek yang sudah ada.

Disamping itu mereka juga menerima panggilan via telephone dan apabila diperlukan penjemputan pada tempat-tempat tertentu maka akan dikenakan biaya penjemputan sebesar -+ Rp 5.000,- (di dalam Ring Road) dan kemudian 0 km dihitung dari titik pemberangkatan. Armada yang tersedia saat ini adalah sebanyak 10 motor. Untuk penjemputan dapat hubungi langsung di Jl. Dr. Sutomo 118 Yogyakarta (Bawah jembatan layang lempuyangan) atau melalui HOTLINE : 0274-6526521 dan 0274-3015900

(sumber artikel : http://stayinjogja.blogspot.com/2008/11/jogja-taksi-motor.html)

Di Jakarta, denger-denger juga barusan launching, usaha serupa yang dijalankan anak-anak muda. Mau meniru? gak kuat modal? bagaimana kalau bikin armada taksi sepeda ontel, kereta angin ... hahaha. Bisa untuk pariwisata, menjelajah kota tua, menyusuri gedung-gedung penuh nostalgia ... di kota-kota penuh cerita :)



[cuma berbagi berita, berbagi baca, berbagi senyum dan tawa ... ayo jangan putus asa]

Tuesday, March 10, 2009

Merintis Wirausaha sejak Mahasiswa



Browsing kemarin gak sengaja nemu artikel ini. Dimuat sekitar 2 tahun lalu, di harian umum lokal Jawa Tengah, SUARA MERDEKA edisi 9 Maret 2007. Ya, biar jadi bahan bacaan buat teman-teman. Selamat menikmati :)

Di dunia modern sekarang ini, tidak ada jaminan seorang sarjana mudah mendapat pekerjaan. Berbagai perusahaan semakin selektif menerima karyawan. Persaingan makin tinggi. Ujung-ujungnya, mereka yang tersisih malah menambah angka pengangguran.

Jika ditarik lebih dalam, tingginya angka pengangguran juga berkaitan dengan paradigma kebanyakan mahasiswa yang berpikir untuk 'bekerja kepada orang lain'. Setelah lulus, mereka sibuk melamar bekerja di mana, bukan berpikir untuk membuka usaha sendiri.

Pola pikir ini bukan datang tiba-tiba. Sejak kecil, orang tua kerap menjejali pemikiran anaknya agar bercita-cita jadi pilot -misalnya- yang notabene bekerja kepada orang lain. Bukan mengarahkannya menjadi pengusaha (bekerja kepada diri sendiri dan untuk orang lain).

Memulai berwirausaha sejak mahasiswa adalah sebuah pilihan. Apalagi jika ingin meraih kesuksesan di bidang finansial lebih cepat. Modal bukanlah hambatan. Simak pengakuan Harli Sadono SKom dan Sonia Viviani SKom. Sepasang kekasih ini hanya bermodal Rp 1 juta untuk berjualan hardware komputer.

Ditemui di AMD Center, tokonya di Jalan Wonodri Krajan III/67 Semarang, Harli mengaku memulai usahanya sejak kuliah, tepatnya tahun 2003. Semula hanya menawarkan jasa kepada teman kuliah yang ingin membeli komputer. 'Waktu itu, kita keliling dari toko ke toko, juga mendatangi sesama teman kuliah, untuk menawarkan produk,' kata Harli yang diwisuda September 2006.

Dua tahun kemudian, 2005, ia sudah punya toko sendiri. Kini AMD Center menjadi distributor resmi dari Jakarta. Dengan laba bersih sekitar Rp 3 juta - Rp 5 juta per bulan, lulusan Sistem Informatika Udinus Semarang ini mampu membuka lapangan kerja bagi teman-teman semasa kuliah.

'Yang penting jangan pantang menyerah. Meski berawal dari modal kecil, namun karena yakin, usaha ini berkembang dengan pesat seperti sekarang.'

Membuka usaha dengan modal pas-pasan juga dialami Aswin Rizkiano, mahasiswa Ekonomi Pembangunan Undip. Bersama tiga kawannya, ia mendirikan usaha clothing co yang bernama Droov Recons. 'Modal awal patungan, untuk memproduksi 250 item baju, lalu kita salurkan ke distro-distro,' ungkapnya.

Meski merahasiakan omsetnya, Aswin mengaku sudah bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Sejak merintis usaha tahun 2004, produknya telah sampai ke luar kota, seperti Samarinda, Yogyakarta, Jakarta, dan Solo. 'Ini untuk biaya kuliah juga, karena awalnya saya ingin meringankan beban orang tua,' tambah Aswin, yang kini memproduksi 700 item baju/bulan.

Menurutnya, berwirausaha sama dengan menolong diri sendiri. Sebab bisa menyediakan lapangan kerja bagi diri sendiri, serta tidak bergantung kepada orang lain. Jika makin maju, wirausahawan bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain.

Untuk mengurusi perusahaan, Aswin berbagi tugas dengan ketiga temannya. 'Setiap orang punya tugas sendiri-sendiri. Ada bagian produki, distribusi, dan keuangan. Jadi pekerjaan tidak hanya bertumpu pada satu orang saja'.

Menurut Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi, Dr Purbayu Budi S MS, banyaknya mahasiswa yang berwirausaha merupakan suatu kemajuan bagi dunia pendidikan. Sebab dengan menekuni usaha, mahasiswa dapat lebih berpikir kreatif dan melahirkan berbagai inovasi.

'Kegiatan perekonomian dapat lebih maju dengan kewirausahaan,' ungkapnya.

Wirausaha dapat dijadikan bekal bermanfaat bagi mahasiswa saat lulus kuliah. Di tengah depresi ekonomi saat ini, mahasiswa harus jeli melihat peluang bisnis. Dengan berlatih berwirausaha, setelah lulus tidak canggung dengan dunia kerja yang sebenarnya. Sebab mereka tinggal mengembangkan usaha yang ditekuninya.

Purbayu memberi wejangan. Semua persoalan dan hambatan dalam berwirausaha dapat diatasi dengan mencari referensi dari mata kuliah yang diajarkan. 'Di ekonomi ada mata kuliah kewirausahaan. Ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa. Jika ingin maju, yang terpenting haruslah ulet, tekun, dan pantang me-nyerah dalam menghadapi masalah.' Setuju ! (Dela Sulistiyawan Yunior-32)

Ini link sumber aslinya : http://www.suaramerdeka.com/harian/0703/09/opi10.htm
*Note gambar di atas asal comot, hanya untuk ilustrasi. Dapet dari Google :)

Friday, March 06, 2009

Pelindung jok dari panas


Kemarin siang-siang penulis main ke rumah salah seorang temen pakai motor roda 2. Cuaca panas. Kebetulan juga rumah dia gak punya teras/halaman luas, jadi langsung beratap langit. Ditinggal sebentar 30 menitan, jok motor sudah terasa panas. Diduduki langsung hmmmm ... agak nyengat juga di pantat :D

Eh dari sana malah timbul ide, gimana kalau kalian ada yang bisa bikin selimut pelindung jok dari panas. Terus dijual. Yang mudah dilipat atau dibawa-bawa, atau ditaruh di bawah jok. Kan sebentar lagi juga sudah mau pergantian ke musim panas tuh. Soal bahan yang tepat, penulis gak begitu paham. Mungkin selimut kain diisi butiran styrofoam gitu ya? Hehehehe. Kan kalo pas jalan-jalan ke gerai fastfood, kita suka dikasih gelas dari styrofoam yang bisa nahan panas tuh.

Kalau ala tukang parkir mah, buat nahan panasa cuma dikasih kardus bekas doang, ditimpuk batu bata biar gak kabur kena angin. Nah coba kamu desain selimut unik, ciamik, nyentrik, buat pelindung jok motor dari panas. Lumayan tuh pangsa pasarnya, motor bejibun di sekolah, di mall, di kantor, di pasar, pada kepanasan entar tuh. Hahaha. Selamat berkreasi !

[ Cuma memposting ide yang "spontan" muncul di kepala ... :) ]