Barang bekas, barang second, re-furbish ternyata tidak selamanya berkonotasi "useless". Pengalaman yang pernah penulis jumpai di kota Bandung, ada usaha yang tergolong sukses dalam membisniskan barang bekas. Bahkan tokonya terkenal luas hampir seantero Bandung, karena diberi dengan nama unik "BABE" (BArang BEkas). Idenya sebenarnya sederhana, BABE menyediakan tempat berjualan dan sekaligus memanage penjualan. Adapun supply barang-barang dagangannya sendiri datang dari publik/masyarakat luas. dari mulai sepatu-sandal bekas, arloji, perkakas elektronik, pakaian, alat-alat olah raga, perkakas rumah tangga, alat musik, perlengkapan kantor, sepeda, bahkan hingga mobil bekas pun pernah ada dalam daftar jualan mereka. Promosi usaha nya tergolong aktif (bahkan menurut penulis, inilah kekuatan utama BABE), unik dalam inovasi dan kreatif dengan menggunakan beberapa medium (iklan di radio, media cetak, promosi on-the road, acara offair, dll).
Mekanisme ringkas management nya: setiap item barang dari pelanggan yang hendak dititipkan, dikenai fee titipan (misal Rp 2500) untuk masa waktu tertentu penitipan. Hasil penjualan dari setiap barang yang terjual, BABE pun masih mendapatka komisi sekian persen.
*Bayangkan bila (seandainya) dalam sehari saja BABE menerima titipan spt ini: 50 buah jaket, 100 pasang sepatu, 50 pasang sandal, 20 arloji, 20 jam meja, 30 buah topi, 40 potong kemeja, 25 buah alat dapur, 20 buah alat elektronik, 15 buah alat musik, 25 buah alat olah raga, 50 buah handphone, 35 buah aksesori fashion anak muda, 3 buah komputer, 10 kursi kantor, 30 tas kuliah/kantor. [hmmmm ... menarik bukan bila diakumulasikan dalam sebulan nya]
Ide ini menurut penulis bisa saja diadopsi untuk kota manapun (sekedar info: di Bandung saja, usaha sejenis yang mengikuti jejak BABE banyak bermunculan), dengan penyesuaian kapasitas dan besarnya skala usaha dengan kemampua kita. Bisa saja kita mulai dengan ide "Garage Sale", menjual barang-barang second di garasi. Sambil mencoba menerapkan "resep BABE", toko menerima juga titipan barang jualan dari masyarakat/pengunjung. Lakukan promosi dengan inovatif dan aktif, atur layout tempat usaha semenarik mungkin, go to business !
Selamat mencoba memulai BABE (BArang BEkas), RANGKAS (barang bekas), BASE (barang second), "serba 2nd", "Toko Second" sendiri, dsb :)
saya tinggal di bandung dan memang benar apa yang dikatakan oleh penulis diatas bahwasanya usaha seperti itu cukup menjanjikan apalagi di bandung terkenal dengan industri fashion alias style... barang bekas pun asal punya nama alias merk bisa terjual mahal..
ReplyDeletehehe ... ada orang Bandung mampir, hatur nuhun
ReplyDeletekeumaha kabarna Bandung ?
palih mana bumina ......
*mengingat kembali pelajaran basa Sunda dari bibi
*keumaha = bagaimana
*palih mana = sebelah mana
*bumina=rumahnya
*hatur nuhun = terima kasih
betul begitu Kang ? :)
sy taun baruan dibandung, dan sempat mampir di Babe, yah menarik sekali, kalo aja sy tinggal di bandung bisa saya satroni tiap bulan tuh.
ReplyDeletebandung sepak bolana goreng,loba teuing asing,pusing,pake wae anu lokal,wah bandung gombal,teu nanaon bisnis babe wae majukeun supaya aya caritaeun......
ReplyDeleteArtikel bagus, Pak. Dari artikel ini, saya juga jadi semangat buka Toko Seken di Bogor (impiannya bisa jadi seperti BaBe di Bandung :) )
ReplyDeleteAlhamdulillah, animo di Bogor juga lumayan tinggi. Banyak pengunjung yang boleh dibilang udah jadi PELANGGAN TETAP :).
Makasih
http://www.maudrey.tk
ini baru namanya ide cemerlang, disamping bantu orang kita juga dapat memberikan tempat untuk barang yang mau dijual....
ReplyDeletegooood..
kalo di surabaya, ada dimana aja ya? pingin nyari2 barbeku juga buat rmh baru ni.mklum br pindahan jd blm pny brg2.sapa tau dpt brg bagus kan..
ReplyDeleteMohon ide ny untuk lokasi2 penjualan barang 2Nd yg stretegis, Mksih..
ReplyDelete