Friday, September 25, 2009

Kerja Tanpa Kantor Siapa Takut

Masih menyambung tulisan sebelumnya. Ini dapat ga sengaja dari jalan-jalan di internet. Artikel dari senior, Pak Onno W Purbo. Kayakna sih, artikel lama. Ya jadikan sebagai bahan bacaan tambahan, buat yang belum pernah baca. Silahkan menikmati.

Kerja Tanpa Kantor Siapa Takut

Mungkin tidak pernah terbayangkan oleh sebagian besar orang tua kita bahwa pada hari ini & kemungkinan besar dimasa mendatang bahwa bekerja tidak identik dengan berkantor. Pada tempo doeloe, bekerja di kantoran mungkin sangat bergengsi & menjadi kelas elit tersendiri pada generasi eyang, tante, oom & para orang tua kita. Kalau kita bekerja sendiri, di rumah - wah bisa repot urusan dengan mertua & orang tua. Di cap orang tak berguna lah, tidak terpakai dll … Sialnya, pada hari ini, para orang tua tampaknya harus gigit jari & menerima kenyataan bahwa justru semakin banyak & semakin bergengsi pekerjaan-pekerjaan yang tidak mempunyai pekerjaan eh kantor. Mengapa? Karena pada akhirnya yang di tuntut dari seorang profesional bukan absensi kantor-nya melainkan target / hasil / pencapaian objektif. Kecuali di lembaga pemerintahan, absensi tampaknya masih menjadi paradigma berkarya - yah selamat bertugaslah untuk rekan PNS.

Mungkin karena saya berada di dunia Internet, dalam banyak kesempatan saya ketemu banyak profesional dengan mobilitas tinggi, kalaupun mempunyai kantor sering kali meninggalkan kantor-nya - bahkan sangat lumrah jika pekerjaannya dikerjakan di rumah atau sambil ngobrol & minum kopi di café bersama mitra-mitra-nya. Leisure, hobby, kebebasan dan mengerjakan apa yang mereka sukai sangat dominan di diri para profesional tersebut. Bukan hal yang aneh jika kita melihat teman-teman profesional ini seakan tidak terikat pada satu kantor yang tetap. Pekerjaan kontrakan & servis yang mengandalkan profesionalitas & keahlian yang sangat spesifik menjadi sangat dominan diantara para profesional. Tampaknya, keahlian & kesukaan yang spesifik menjadi andalan para profesional yang umumnya masih muda antara usia 27-40-an tahun.

Penghasilan jangan di tanya … minimal Rp. 5-10 juta merupakan gross monthly income paling buruk diantara profesional ini. Jelas jauh lebih baik daripada fresh graduate yang umumnya Rp. 750.000 / bulan itu. Memang masih sedikit para profesional yang bekerja betul-betul bebas & sangat mobile seperti ini, tapi kecenderungan ke arah itu sangat menonjol terutama di rekan-rekan muda usia sekitar 30-an. Menjadi terbaik adalah dambaan dalam suasana kompetisi yang sehat. Pengakuan dilakukan secara langsung oleh komunitas, bahkan bukan hal yang luar biasa jika terekspose oleh media massa - karena mereka memang terbaik tanpa mekanisme KKN murni kompetisi & fight.

Laptop, palmtop, personal digital assistance (PDA), handphone menjadi peralatan yang sangat lumrah bagi para profesional tersebut. Yah minimal akses ke WARNET yang didukung dengan handphone menjadi ciri khas para rekan muda tersebut. Komunikasi yang intens menjadi ciri khas dari para profesional ini, e-mail traffic di berbagai mailing list yang diselingi oleh banyak berita SMS berseliweran di layar telepon genggam menjadi bagian integral kehidupan mereka. Bahkan sebagian besar berkas pekerjaan-pun banyak di kirim dalam bentuk attachment di e-mail. Memang kadang sebagian merupakan canda tawa diantara mereka, tapi itulah bagian dari ke akraban kehidupan di dunia tanpa batas yang banyak di nikmati terutama oleh profesional muda maupun mahasiswa / siswa.

Pada tingkat yang lebih serius, jangan kaget jika di kereta api, ruang tunggu airport, pesawat terbang melihat para profesional asik men-tik keyboard Nokia 9230 atau bekerja secara online pada PDA / Palmtop Jornada-nya yang terkait dengan PCMCIA modem dengan built-in pesawat handphone.

Unified messaging antara SMS, e-mail, FAX menjadi teknologi pemicu, teknologi unified messaging sudah sangat terasa saat ini - integrasi antara berita SMS ke e-mail ke FAX dapat menjadi saling terkait & sangat membantu para eksekutif & profesional mobile untuk bermanouver di dunia informasi.

Yah itulah kantor mereka, itulah gaya bekerja mereka, gaya hidup sebagian profesional muda yang sangat mobile pada hari ini. Bukan mustahil jumlah mereka akan semakin banyak di masa mendatang. Investasi peralatan US$400-1000 menjadi ter-justified dengan gross income minimal mereka yang antara US$500-1000 / bulan.

Kapankah anda mampu melakukan hal tersebut? Jelas bukan pada saat anda memiliki laptop, palmtop atau HP - hal tersebut akan terjadi dengan sendiri-nya pada saat anda memiliki skill keahlian yang sangat spesifik & diakui ke-profesionalisme-annya oleh komunitas. Umumnya bekas mahasiswa saya mampu mencapai tahapan tersebut dalam waktu 2-4 tahun, jika dipupuk dengan benar & baik di masa sekolah di perguruan tinggi & SMU.

Sumber :
http://artikel.total.or.id/artikel.php?id=1121&judul=Kerja%20Tanpa%20Kantor%20Siapa%20Takut [klik]

Anggap saja, bengkel kerja, workshop, rumah produksi, cafe, jalanan, bus kota, dan sebagainya tempat Anda berwirausaha, menjalankan usaha, running business, etc, adalah kantor Anda masa kini :)

Monday, September 21, 2009

Internet, bagian dari Gaya Hidup

Online via internet kini sudah menjadi bagian dari gaya hidup (life style) masyarakat modern. Sejak pagi hari, orang sudah memantau berita, mengecek pengunjung blog/websitenya, mengintip trafik ke portalnya, cek-send mail, jalan-jalan di dunia maya sekedar ingin melihat kalau ada barang, asesoris, komoditi, produk, dsb yang menarik.

Penetrasi internet digencarkan beberapa provider penyedia jaringan/infrastruktur akses internet. Contohnya saja lihat paket speedy Family (unlimited, biaya flat) yang termasuk baru di-launch Telkom, sudah dilakukan cutting price. Biaya akses internet memang rencananya terus di-push agar berada level murah terjangkau ke semua lapisan masyarakat. Kini orang bisa online mudah di rumah, di kantor, di cafe, hotel, bandara, jalan, sekolah, masjid, di dalam bus, taksi, dsb :) asyik to, enak to, mantap to

Program penciptaan sejuta netpreneur baru di Indonesia, UKM Goes Online, aneka bootcamp, blogging competition, SEO contest, dsb, semua ini bisa menjadi pendorong meningkatnya user dan volume pemakaian internet. Jadi jangan ragu, manfaatkan internet untuk mendapatkan pengalaman baru dalam dunia bisnis Anda, sekecil apapun levelnya. Mikro bisnis, medium, small, tiny business, mulai lah bergabung dengan pelaku-pelaku usaha lain yang telah berhasil mengeruk untung/income dari media internet. Ayo naikkan volume bisnis Anda, rambah ceruk pasar baru, relasi baru, peluang baru, dengan masuki dunia internet. Jadikan internet sebagai bagian gaya hidup bisnis Anda! :) Tidak ada kata terlambat (meski faktanya iya, sudah terlambat, hehe). Sudah, gpp Online saja!! Kalau masih ragu, coba pakai cara bantu ini untuk mengOnlinekan bisnismu.

OnlinekanBisnismu.com

Karena bagian dari life style, tak heran, sekarang banyak orang menaruh kepercayaan pada internet untuk memenuhi kebutuhannya. Perlu jam tangan? online saja! Butuh rumah baru ato seken? Connect saja! Mau cari selimut, kartu perdana, henpon, tiket mudik (bus, kereta, pesawat, kapal), komputer, kamera digital, kue-kue jajanan, sofa, bedset, seribu satu aneka barang, layanan medis, layanan konsultasi, dll, dll?? Tinggal buka INTERNET saja! Lagi cari ide-ide wirausaha?? Online saja, buka wirausahakita.blogspot.com hehehe



Cari kartu lebaran murah? online saja :D ambil gambar tercantik, send via mail, pasang di FB, frienster, dsb, ... praktis kan!? Gak perlu nempel puluhan prangko ke banyak amplop seperti masa dulu :)

Saturday, September 19, 2009

Selamat 'Idul Fitri 1430H




Bagi rekan-rekan muslim, yang telah menunaikan ibadah Shaum Ramadhan, WirausahaKita ingin menyampaikan Selamat Hari Raya 'Idul Fitri 1430 H, Taqabalallahu minna wa minkum, shiyaamana wa shiyaamakum. Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin, bila pernah ada salah ucap, salah kata, salah tulis dan kutip, yang sengaja maupun tak disengaja. Semoga esok, menjadikan kita lebih baik.
Salam Wirausaha, tetap semangat :)

Sunday, September 13, 2009

Direct Selling ke HRB

Apa itu HRB? Hehe, sebagian diantara temen-temen mungkin sudah rada familiar. HRB, High Rise Building. Gedung Pencakar Langit, Gedung Tinggi, Gedung Berlantai Banyak lah. Di situ banyak pegawai, karyawan, employee yang setiap hari ngantor, bekerja, nerima tamu, relasi, rekanan, dan segala macam. Urusan kerjaan, urusan bisnis, project, dll.


Bila jumlah pegawai di sana banyak, untuk lingkungan di negeri ini, dimana rata-rata pegawai mayoritas beragama Islam (muslim), maka biasanya terdapat satu area, atau kadang malah satu lantai sekaligus yang dikhususkan untuk menjadi tempat ibadah. Bisa jadi memang sudah di-declare sebagai masjid untuk lantai-X tersebut. Setidaknya, untuk waktu dhuhur, 'Ashar, waktu hari Jumat, ada momen berkumpul banyak pegawai di lokasi tersebut.
Contohnya, sudah 2 minggu terakhir ini penulis mengalaminya sendiri. Untuk kantor BUMN bonafit, dengan gaji/salary pegawai yang di atas rata-rata, tentu momen seperti itu amat menarik untuk kita pikirkan sebagai calon market potensial. Dan memang ternyata benar, sudah ada insan insan jeli yang melihat peluang. Dia berdagang buku tafsir, sarung, multivitamin beraroma kurma, produk kesehatan islami, di teras lokasi "masjid kantor" ini. Buku tafsir yang dibandrol harga 160 ribu rupiah itu, toh ada juga pembelinya. Momen Ramadhan jadi faktor eksternal positif yang mendukung atmosfir "bisnis kecil" ini.

Intinya begini saja : kalau temen-temen punya relasi/koneksi untuk bisa masuk ke market seperti itu (HRB dengan pegawai banyak, berkantor disitu perusahaan cukup bonafit), coba saja jajagi peluangnya, minta ijin untuk "menggelar dagangan" di mushola/masjid HRB bersangkutan. Cari item produk yang kira-kira bisa nyetel/cocok dengan kebutuhan pegawai/market di situ.

In my opinion : bahkan kalau kita sudah "dekat" dengan komunitas disitu, bisa juga kita "jual" proposal bisnis ke pegawai. Tawarkan prospek usaha dengan skala kecil/medium yang positif, menarik, potensial ke pegawai. Mungkin di antara pegawai ada yang berminat cari usaha sampingan, bisa klop kan. Ini juga bisa jadi salah satu solusi/jalan/cara/alternatif bagi rekan-rekan yang kebingungan cari modal usaha.

Kalau temen-temen masuk kategori insan gaul, mudah gaul, grapyak (kata orang Jawa), mungkin bisa bersafari ke banyak HRB, bergiliran, mencari point lokasi paling potensial dari sekian HRB. Bahkan kalo frekuensi/omzet dagangan cukup meningkat, bisa bikin team sales tuh. Hehehe.

Sunday, September 06, 2009

Mau buka Outlet Bakso Kota Cak Man?

Puasa-puasa begini malah ngomongin makanan melulu :D Gak apa-apa asal tetap semangat dalam ibadah dan berusaha. Membatasi diri dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa (shaum), mengeksplorasi ide-ide berwirausaha, menggali potensi diri, dsb.
Begitu banyak waralaba yang bermunculan di negeri ini, di sekitar kita, menawarkan banyak alternatif dalam berwirausaha. Mulai kelas modal besar, ratusan juta hingga kelas kecil. Dari bidang pendidikan/edukasi, makanan siap saji, resto, produk minuman, dll.

Salah satu yang mungkin sudah cukup populer, adalah jualan bakso. Berbicara BAKSO, tak mungkin kita melupakan kota terkenal dengan produk baksonya, Malang. Dan dari kota ini, berkibar brand Bakso Kota Cak Man di beberapa kota melalui outlet-oultet cabangnya. Bagusnya, empunya usaha juga menawarkan peluang waralaba bagi pemilik modal yang berminat bekerja sama dengan Bakso Kota Cak Man, melebarkan sayap pemasaran, membuka pasar baru di kota-kota seluruh Indonesia. Bahkan di sebuah blog, ada juga yang menyatakan keminatannya untuk membuka outlet di luar negeri, Malaysia contohnya. Bagi yang belum tahu, coba saja langsung kunjungi website Bakso Kota Cak Man, untuk mendapatkan informasi lebih lengkapnya.

Barangkali anda punya kolega di Hongkong, Taiwan, Jepang, Saudi Arabia, Turki, Afrika Selatan, dll dan berminat membuka outlet bakso kota Cak Man di sana :D :D Siapa tahu disukai dan diminati masyarakat? Hehehe.

**Islam termasuk agama dengan pemeluk terbesar dunia. Islam terus tumbuh berkembang di Amerika dan Eropa. Makanan halal, semisal Bakso, dapat melayani masyarakat muslim maupun non muslim. Jadi, melihat luasnya pasar, peluang itu (outlet Bakso Kota Cak Man, atau sejenisnya) akan masih terus terbuka bagi siapa saja, di seluruh dunia :)