Tuesday, March 10, 2009

Merintis Wirausaha sejak Mahasiswa



Browsing kemarin gak sengaja nemu artikel ini. Dimuat sekitar 2 tahun lalu, di harian umum lokal Jawa Tengah, SUARA MERDEKA edisi 9 Maret 2007. Ya, biar jadi bahan bacaan buat teman-teman. Selamat menikmati :)

Di dunia modern sekarang ini, tidak ada jaminan seorang sarjana mudah mendapat pekerjaan. Berbagai perusahaan semakin selektif menerima karyawan. Persaingan makin tinggi. Ujung-ujungnya, mereka yang tersisih malah menambah angka pengangguran.

Jika ditarik lebih dalam, tingginya angka pengangguran juga berkaitan dengan paradigma kebanyakan mahasiswa yang berpikir untuk 'bekerja kepada orang lain'. Setelah lulus, mereka sibuk melamar bekerja di mana, bukan berpikir untuk membuka usaha sendiri.

Pola pikir ini bukan datang tiba-tiba. Sejak kecil, orang tua kerap menjejali pemikiran anaknya agar bercita-cita jadi pilot -misalnya- yang notabene bekerja kepada orang lain. Bukan mengarahkannya menjadi pengusaha (bekerja kepada diri sendiri dan untuk orang lain).

Memulai berwirausaha sejak mahasiswa adalah sebuah pilihan. Apalagi jika ingin meraih kesuksesan di bidang finansial lebih cepat. Modal bukanlah hambatan. Simak pengakuan Harli Sadono SKom dan Sonia Viviani SKom. Sepasang kekasih ini hanya bermodal Rp 1 juta untuk berjualan hardware komputer.

Ditemui di AMD Center, tokonya di Jalan Wonodri Krajan III/67 Semarang, Harli mengaku memulai usahanya sejak kuliah, tepatnya tahun 2003. Semula hanya menawarkan jasa kepada teman kuliah yang ingin membeli komputer. 'Waktu itu, kita keliling dari toko ke toko, juga mendatangi sesama teman kuliah, untuk menawarkan produk,' kata Harli yang diwisuda September 2006.

Dua tahun kemudian, 2005, ia sudah punya toko sendiri. Kini AMD Center menjadi distributor resmi dari Jakarta. Dengan laba bersih sekitar Rp 3 juta - Rp 5 juta per bulan, lulusan Sistem Informatika Udinus Semarang ini mampu membuka lapangan kerja bagi teman-teman semasa kuliah.

'Yang penting jangan pantang menyerah. Meski berawal dari modal kecil, namun karena yakin, usaha ini berkembang dengan pesat seperti sekarang.'

Membuka usaha dengan modal pas-pasan juga dialami Aswin Rizkiano, mahasiswa Ekonomi Pembangunan Undip. Bersama tiga kawannya, ia mendirikan usaha clothing co yang bernama Droov Recons. 'Modal awal patungan, untuk memproduksi 250 item baju, lalu kita salurkan ke distro-distro,' ungkapnya.

Meski merahasiakan omsetnya, Aswin mengaku sudah bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Sejak merintis usaha tahun 2004, produknya telah sampai ke luar kota, seperti Samarinda, Yogyakarta, Jakarta, dan Solo. 'Ini untuk biaya kuliah juga, karena awalnya saya ingin meringankan beban orang tua,' tambah Aswin, yang kini memproduksi 700 item baju/bulan.

Menurutnya, berwirausaha sama dengan menolong diri sendiri. Sebab bisa menyediakan lapangan kerja bagi diri sendiri, serta tidak bergantung kepada orang lain. Jika makin maju, wirausahawan bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain.

Untuk mengurusi perusahaan, Aswin berbagi tugas dengan ketiga temannya. 'Setiap orang punya tugas sendiri-sendiri. Ada bagian produki, distribusi, dan keuangan. Jadi pekerjaan tidak hanya bertumpu pada satu orang saja'.

Menurut Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi, Dr Purbayu Budi S MS, banyaknya mahasiswa yang berwirausaha merupakan suatu kemajuan bagi dunia pendidikan. Sebab dengan menekuni usaha, mahasiswa dapat lebih berpikir kreatif dan melahirkan berbagai inovasi.

'Kegiatan perekonomian dapat lebih maju dengan kewirausahaan,' ungkapnya.

Wirausaha dapat dijadikan bekal bermanfaat bagi mahasiswa saat lulus kuliah. Di tengah depresi ekonomi saat ini, mahasiswa harus jeli melihat peluang bisnis. Dengan berlatih berwirausaha, setelah lulus tidak canggung dengan dunia kerja yang sebenarnya. Sebab mereka tinggal mengembangkan usaha yang ditekuninya.

Purbayu memberi wejangan. Semua persoalan dan hambatan dalam berwirausaha dapat diatasi dengan mencari referensi dari mata kuliah yang diajarkan. 'Di ekonomi ada mata kuliah kewirausahaan. Ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa. Jika ingin maju, yang terpenting haruslah ulet, tekun, dan pantang me-nyerah dalam menghadapi masalah.' Setuju ! (Dela Sulistiyawan Yunior-32)

Ini link sumber aslinya : http://www.suaramerdeka.com/harian/0703/09/opi10.htm
*Note gambar di atas asal comot, hanya untuk ilustrasi. Dapet dari Google :)

2 comments:

  1. Setuju.... kurangnya pengusaha di negeri ini merupakan salah satu penyebab meningkatnya pengangguran. Mengembangkan jiwa wirausaha sangatlah penting guna mengembangkan inovasi2 baru juga menambah lapangan pekerjaan bagi diri sendiri khususnya dan umumnya bagi masyarakat luas.

    ReplyDelete
  2. Saya mahasiswa semester 3, saya inginmembuka usaha. Tapi selalu gagal untuk memulainya. Alasannya beragam macam. PArtnerlah, faktor keberanianlah, dan sebagainya. BAgaimana saya bisa menjadi pioneer. Terimakasih.

    ReplyDelete