"You are always a student, never a master. You have to keep moving forward"
-Conrad Hall-
Di suatu pagi, seorang teman berkunjung, biasa lah ngobrol sana sini :) Dari sharing kabar, kegiatan, kondisi kesibukan masing-masing hingga peluang-peluang.
Dari ceritanya, ada satu peluang yang kiranya cukup menarik menjadi alternatif usaha ekonomis. Kalau rekan-rekan punya kenalan, teman dekat, kerabat/famili yang berkecimpung di bidang teknik sipil, pemborong gedung, bangunan, jalan jembatan dll, coba manfaatkan kesempatan ini. Biasanya para pemborong/mandor membawahi para tukang. Para tukang/pekerja lapangan ini tidak sedikit ternyata juga merupakan kerabat sendiri dari si mandor, bisa pula temen/tetangga sekampung di desa, dsb. Oleh karenanya para tukang ini, umumnya
nurut, manut, ngikut, loyal sama sang mandor (iya lah, bos nya, hehe). Pengerjaan proyek (gedung bangunan jalan jembatan dsb), seringkali memakan waktu tidak sebentar. Di kota2 besar biasa kita jumpai untuk para tukang dibuatkan rumah bedeng, temporer, sementara utk tinggal selama menyelesaikan proyek yang ditangani.
Nah peluang/kesempatannya adalah menawarkan kepada si mandor, si bos, pemborong untuk menjadi penyuplai logistik kebutuhan sehari-hari para tukang. Misal kebutuhan makan (3 kali dalam sehari), rokok, sabun mandi sabun cuci dll. Mereka para tukang secara terjadwal dikirimi nasi bungkus/nasi kardus untuk pagi, siang, malam. Tiap akhir pekan --misal-- tinggal potong gaji saja, total tagihan belanja para tukang (tercatat rapi administrasinya) dimintakan ke si mandor. Tentu imbal jasa bagi si mandor bisa jadi berupa fasilitas makan gratis khusus si mandor, atau sejenisnya.
Coba bayangkan kalau si mandor membawahi 30 orang tukang, mengerjakan gedung apartemen 20 lantai selama 4 bulan. Jatah makan tukang sehari 3 kali = 20 ribu/orang. Lumayan kan ? :D
Ya begitulah ringkasnya peluang yang bisa dimanfaatkan bila kesempatan seperti ini kita miliki. Coba saja, bila situasinya memang rekan2 jumpai yang cocok seperti gambaran di atas :)