"Assalaamu'alaikum", bersautan hampir bersamaan empat anak usia belasan tahun, satu per satu masuk ke ruang tamu. Aun, Ucha, Reza, Sabrina. Kubalas salam mereka, "Wa'alaikum salam. Sudah kumplit semua? Ayo langsung naik ke atas". Keempat anak ini aku hafal semua, karena memang anak-anak tetangga di kampung. Sudah dua minggu ini mereka bersama-sama belasan anak sebaya lainnya, yang juga kebanyakan tetangga sendiri, ikut kursus belajar komputer di tempatku. Anak-anak itu kukelompokkan, ada yang bertiga dan ada yang berempat. Tiap kelompok kujadwalkan 2 kali pertemuan tiap minggunya, berselang 2 hari, agar materi pelajaran masih cukup kuat tersimpan di memori. Lama pelajaran setiap pertemuan, sekitar 60 menit. Untuk biaya kursus, per anak kutarik iuran 15.000 hingga 25.000 rupiah per bulan, tergantung kesanggupan dan keihlasan orang tuanya saja. Yaa buat bantu-bantu nambahin bayar listrik. Ada sih, satu anak yang tidak kutarik iuran. Karena kulihat orang tuanya cuma buruh tidak tetap pencuci pakaian.
"Langsung ke atas ya, sudah ada mbak Novi yang ngajarin nanti" suruhku kepada mereka. Novi sendiri juga anak tetangga, lulusan diploma perguruan tinggi swasta jurusan administrasi bisnis di kota. Selama belum dapat panggilan kerja, kuminta dia untuk bantu-bantu ngajarin anak-anak pelajaran komputer. Dia sendiri senang, meski kukasih honor ala kadarnya. Hehehe. Maklum lah, ini program belum profit oriented sih, masih kuat sosial orientednya dulu. Ya, suasana keakraban hidup bertetangga di kampung, perasaan emosional ingin berbuat sesuatu yang baik bagi orang lain, mungkin menjadi dorongan kuat kami untuk melakukan pekerjaan ini. Toh menghadapi anak-anak, sepertinya tidak akan begitu menyulitkan. Setidaknya, untuk urusan memakai komputer, kami lebih duluan tahu dibanding mereka. Hehehe. Eh, ada satu lagi relawan, si Yuli, lulusan SMEA Kartini yang juga belum dapat kerja. Kalau dia sih memang dasarnya suka sama anak-anak. Di sekolah juga sudah pernah dapat pelajaran komputer. Ya sewaktu dia nawarkan diri mau bantu-bantu, langsung kuterima. Kalau pas tidak ada jadwal anak belajar, Yuli suka main ke atas. Ternyata dia penggemar berat game Zuma, Bounce Out, Feeding Frenzy, ... hahaha. Ya sudah, kubiarkan saja. Toh dia sudah mau bantu-bantu ngajar tanpa harus kugaji tetap. Kalo dapat rejeki agak lumayan, dia kukasih uang jajan. Hehehe.
Sambil melihat mereka menaiki anak tangga satu demi satu menuju lantai atas, aku terus senyum-senyum kecil sendiri. Entah anugrah apa yang telah "menimpa" diriku. Bagai mendapat durian runtuh, tulisanku terpilih sebagai pemenang kompetisi blog di internet, berhadiah gratis dibuatkan satu lantai atas seluas 24 meter persegi dari Hebel dan Prime Mortar. Sewaktu disuruh memilih, kuminta bagian ruang tamu saja yang dinaikkan jadi dua lantai. Luasnya pun hampir pas lah dengan luas ruang dari hadiah yang tersedia.
Dengan banyaknya keunggulan di produk mereka, serta ketrampilan para tukang bangunan, pengerjaan lantai atas itu cepat sekali selesainya. Pantas lah kalau produk mereka menyandang banyak keunggulan seperti kuat, ringan, ukuran akurat, mudah pegerjaan dan berbagai keunggulan lainnya. Semen yang mereka gunakan juga hebat, merekat kuat, praktis, berkualitas internasional. Salut deh untuk Hebel dan Prime Mortar!
Lantai atas itu selesai dikerjakan sudah hampir sebulan yang lalu. Kokoh sekali kelihatannya. Saking senengnya, aku hampir setiap hari naik turun tangga, terus menerus melihat-lihatnya. Seakan tidak percaya. Hehehe. Ruang atas dari hadiah itulah yang kini kumanfaatkan untuk ruang belajar dan kursus komputer. Kutaruh empat meja kecil berkaki agak rendah model lesehan, sebagai meja belajar anak-anak. Lantainya kututup dengan karpet yang tidak terlalu kasar, tapi juga belum lembut mewah, maklum dana masih minim, hehe. Di atas meja kupasang empat monitor LCD seken, ukuran 17 inch, beli dari internet. Di tengah antara keempat meja, kutaruh satu unit CPU Dual Core, dengan 2 video card dual head tipe pci-e. Dengan sedikit trik, satu CPU itu bisa dipakai untuk 4 user bersamaan, untuk keperluan belajar mengajar komputer. Ya kupikir sebagai langkah awal dulu. Sambil melihat perkembangan nantinya.
Nguuuung .... nguuung. Dari tadi telingaku keganggu suara dengung bergantian. Sebentar kemudian terasa seperti ada yang mencubit kecil di lengan kanan. Kulihat ternyata seekor nyamuk sedang asyik menggigit di kulit tangan kananku. Uuuuh ... secara refleks langsung kupukul tuh nyamuk dengan telapak tangan kiriku agak keras, karena jengkel. Hehehe. Plaaak! Kena deh. Hmmm tapi agak sakit juga terasa di tangan, karena pukulanku tadi. Di kejauhan, sayup-sayup terdengar suara adzan. Aku hafal, ini pasti suaranya Pak Mudzin, "Assholatu khoiru minan naum. Assholatu khoiru minan naum". Loh .. loh .. loh tapi koq sudah adzan subuh? pikirku. Aku terjaga. Oalaaaaah .... aku baru saja bermimpi to!
Walah ... keinginan punya ruang atas untuk ruang komputer, kebawa sampai jadi mimpi di tidurku. Hahaha. Ruang itu, ternyata masih jadi ruang impian bagiku. Ruang untuk belajar komputer buat anak-anak tetangga di kampungku. Hmmmm ... andai saja Hebel dan Prime Mortar benar-benar mewujudkannya, satu lantai atas yang akan sangat berguna .... betapa senangnya! :)
----------------------------------------------------------------------------
*Pemenang gratis bangun satu lantai atas dari kontes blog Hebel, ditambah hadiah 12 Juta dari kontes SEO-nya Pak Joko Susilo ... wow kombinasi dahsyat! Hahahaha. Impian istimewa! Imaginasi sempurna! Hahaha.
*Tulisan di atas hanya cerpen belaka, buat ikut kompetisi saja, yang siapa tahu .. bakal kepilih jadi jawara. Hahaha. Silahkan menikmatinya. Kamu tertarik ingin juga mengikutinya? Silahkan saja. Kalaupun gagal tak perlu kecewa. Bergembira saja. Hahaha. Salam Wirausaha :)
Met pagi mas, ma kasih buat linknya yach. Btw, alamat blog mas sudah saya revisi. Trim's...
ReplyDeletecerita menarik banget mas, pesan yang disampaikan mendidik pula... mantap deh
ReplyDelete@Ryan
ReplyDeleteTerima kasih kunjungannya mas :)
hehe .. andai benar-benar terwujud ya mas, keinginan punya satu ruang atas, buat ngajari komputer & internet tuk anak-anak di kampung ... mantap! haha
salam balik :)