Thursday, April 28, 2005

Buka toko virtual di Web

Pernah dengar kisah anak SMU yang sukses berjualan CD software di internet? Hingga sekarang, --sejauh yang penulis ketahui-- usaha yang ia rintis tersebut tetap eksis. Ide ini sudah lama juga ada di dalam benak pikiran penulis, cuma terkendala banyak faktor, yang hingga kini akhirnya belum terealisir juga. Idenya begini : kita punya kemampuan/skill membuat web, atau punya teman/kenalan yang memiliki skill tersebut. Di sisi lain, di sekitar kita bertebaran banyak usaha jualan yang belum "tersentuh" oleh dukungan internet dalam melakukan pemasaran, kecuali mengandalkan daya serap lokal atau pelanggan setia selama ini. Misal : pembuat makanan khas suatu daerah (abon, bika, lunpia, keripik, gudeg, jenang, dodol, gethuk, dsb), atau pembuat merchandise, atau cendera mata, atau pelukis naturalis (pemandangan alam, abstrak, dsb), pakaian tradisonal (batik, tenun, dsb). Nah, peluang yang bisa kita gali dari sini adalah mempertemukan produk-produk "home industry" tadi dengan calon-calon buyer/atau distributor dari lokasi yang sangat jauh, dengan memanfaatkan internet sebagai tulang punggung promosi.
Posisi kita dalam hal ini sebagai perantara, dengan cara membangun sebuah website untuk toko maya (virtual store) yang menjual produk-produk tersebut. Adapun masalah keuntungan bisa diatur sedemikian rupa agar menyenangkan kedua belah pihak. Misal contoh sederhana : harga sebuah lukisan dari penjual dibandrol Rp 200,000. Di internet kita bisa pasang harga Rp 350,000 (sudah termasuk biaya pengemasan dan pengiriman). Dari selisih itulah kita berharap bisa mendapatkan untung.

Tips : pelajari contoh mekanisme sistem jual-beli bila melibatkan pembeli yang berlokasi sangat jauh. Perhitungkan secara matang semua komponen biaya untuk delivery produk ke buyer di tempat jauh, agar jangan sampai malah merugi, karena salah kalkulasi. Coba mulai mendekati calon buyer/distributor dari kalangan terdekat (family, kerabat, teman alumni, dsb). Bangun image "kepercayaan" dengan hati-hati, karena bisnis semacam ini menyaratkan kepercayaan sangat baik, baik dengan rekanan produsen maupun para pembeli, di tengah maraknya isu "penipuan" via internet yang sering kita dengar.

Ini saja dulu, sekedar mencoba mengakses ide lama yang terpendam dalam benak :)

Monday, April 25, 2005

Usaha Layanan Kliping Data

Masih terkenang peristiwa beberapa tahun yang lalu, sewaktu penulis sering berinteraksi dengan teman-teman dari UNPAD Bandung. Ada salah seorang rekan yang mencoba menggeluti sebuah usaha, yang menurut penulis waktu itu menjadi wawasan baru. Usaha ini sebenarnya sederhana, mirip tugas kuliah atau tugas pelajaran sewaktu di sekolah saja :), yakni "Usaha Layanan Kliping Data".

Secara faktual, peluang usaha ini tidak kalah menarik. Di sekitar kita terdapat banyak sekali orang yang berprofesi sebagai dosen, tenaga pengajar, praktisi, ilmuwan, tokoh masyarakat, dan sebagainya. Mereka senantiasa memerlukan data, artikel, berita, atau informasi yang terbaharui. Memang sekarang beberapa media telah membantu memudahkan untuk mendapatkannya, seperti radio, televisi, internet, majalah, surat kabar, tabloid, jurnal. Masalahnya berapa banyak orang yang bisa dan sempat untuk me-record, menyortir atau mengolah media tersebut agar menjadi efektif dan efisien buat mereka? Di sisi inilah "Layanan Kliping Data" memiliki peluang digeluti.

Mekanisme kerja, coba buat tim kecil untuk bagian "promosi/marketing" dan tim lain untuk "Riset dan Olah Data". Pelanggan diberikan keleluasaan untuk mendapatkan topik-topik tertentu atas info-data yang mereka butuhkan (politik, ekonomi, agama, kesehatan, sosial, teknik, pertanian, geologi, dsb). Tugas tim R&O Data adalah menyortir, mengolah info dari berbagai sumber media yang telah disebut diatas, melakukan kliping, dan memberikan kepada pelanggan secara berkala (misal 1 minggu sekali). Dan untuk pelanggan dikenai harga layanan secara bulanan, misal saja, Rp 35,000 per bulan untuk kliping tiap topik data yang mereka dapatkan (paket reguler). Bisa pula ditawarkan paket khusus, semisal data collecting service untuk mahasiswa tingkat pasca-sarjana yang sedang melakukan penelitian atau penyusunan thesis. Tugas kerja kita adalah menyuplai, mencarikan, mengumpulkan data-data "penting" dan "berarti" sesuai dengan kebutuhan mereka. Tarif layanan tipe paket khusus ini bisa jadi lebih mahal dibanding paket reguler (kliping data umum).

Biaya usaha untuk menerjuni Layanan Kliping Data setidaknya diperlukan untuk 3 komponen : biaya untuk mendapatkan data (langganan majalah, surat kabar, jurnal, tabloid, akses internet), biaya untuk produksi publikasi kliping, dan biaya operasional-promosi.

TIPS: sebelum benar-benar memutuskan membuka usaha ini, coba lebih dulu melakukan penjajagan (trial) pasar/market; misal membuat penawaran secara non-formal kepada rekan, kenalan, tetangga, kenalan dosen, dsb yang akan dijadikan calon customer layanan kliping data kita. Berikutnya, mencari SDM lain yang berminat bergabung, bisa dari kalangan mahasiswa atau se-level. Bila tim-tim yang diperlukan sudah terbentuk, membuat planning, rencana kerja.

Nah, ide usaha ini tidak kalah menarik untuk di-seriusi kan?

Sunday, April 24, 2005

Layanan Gratis : Konsultasi Wirausaha

Di beberapa media, layanan konsultasi untuk usaha/wirausaha bisa kita jumpai secara gratis. Salah satunya adalah yang penulis temukan di internet, seperti berikut ini :

Sebagai sebuah upaya pemberdayaan ekonomi umat, BritZ Consult juga memberikan layanan konsultasi secara gratis kepada mereka yang membutuhkan. Konsultasi GRATIS diberikan secara online melalui rubrik Wirausaha pada situs eramuslim.com. Selain itu, konsultasi secara on air juga diberikan kepada para pendengar siaran Radio RAS 95,3 FM Jakarta setiap hari Sabtu, jam 07.30 – 09.00. Saat ini kami juga sedang mengadakan pendekatan kepada beberapa media cetak untuk memberikan layanan konsultasi gratis ini.

Halaman lengkap dapat dibaca di : http://www.eramoslem.com/mitra/britz/

Semoga ada manfaat bagi rekan-rekan.

Linux Installer ! OK juga :)

Hmm, pertama jangan salah kira dulu melihat judul di atas. Yang penulis maksud dalam artikel ini bukan CD untuk instalasi sistem operasi Linux, tetapi profesi usaha sebagai penginstall Linux (hehe). Ide ini juga diangkat dari kisah nyata, sebuah instansi rumah sakit butuh peremajaan 200 an buah PC nya. Tetapi karena ndak mau terlibat masalah "hak cipta-mencipta software", diputuskan memakai Linux saja yang Free untuk PC-PC baru nya! (goodbye Windows - mungkin begitu maksudnya). Masalahnya vendor komputer ndak jual hardware sekaligus instalasi Linux-nya. Si pembeli dipersilahkan mencari installer (tukang instalasi) sendiri.

OK, sekarang kita bicara masalah peluang bisnisnya. Menurut penulis, untuk instalasi Linux ini, siapa saja bisa melakukannya, asalkan punya "cukup" ilmu berkaitan dengan tugas kerjanya. Baik laki-laki maupun wanita, mulai pelajar SMP maupun hingga bapak-bapak. Bahkan sepertinya tidak butuh modal terlalu tinggi. Yang penting modal awal adalah "knowledge", ditambah "skill", ditambah "experience", makin bagus. Berikutnya cukup memiliki beberapa distro CD Linux untuk istalasi (misal Slackware, Debian, Mandrake, RedHat, Fedora, Susse) yang harganya bisa jadi cuma Rp 5,000 an per keping.

Berikutnya, tinggal marketing, mempromosikan usaha jasa instalasi Linux. Bikin aja kartu nama, titipkan ke toko-toko komputer (vendor), ke rental komputer/internet. Pasang iklan di koran lokal (kalau ada dana anggaran untuk itu), beri alamat kontak yang mudah dihubungi. Menurut kabar, sekarang ini toko-toko komputer banyak yang menjual hanya PC saja, tidak seperti dulu sudah dengan instalasi windowsnya sekaligus. Nah, inilah peluang bisnis baru yang penulis maksud. Termasuk peluang maintenance after salesnya, peluang memberi kursus privatnya (Linux), dll.
Sekedar info : jasa instalasi Linux ini memang ndak ada standarnya. Kalau kita memasang tarif Rp 50,000 untuk instalasi per PC pun kayaknya masih wajar koq. Lumayan kan ? [Apalagi kalau punya ilmu setting Linux untuk networking nya, hingga ke kelas server, makin bagus tarifnya] :)

TIPS : kalau "skill" untuk menginstall Linux belum dipunyai, cobalah berkorban sedikit dengan cara ikut kursus-kursus singkat Linux di lembaga kursus, atau minta bantuan teman/kenalan untuk mengajari Linux, atau baca sendiri lewat majalah/buku2 di pasaran yang mengupas Linux, terus berikutnya eksperimen sendiri. Bila skill yakin sudah OK, go to business ! :)
Selamat mencoba.

Saturday, April 23, 2005

Wartel mini berbasis VoIP > diversifikasi warnet

Ide bisnis ini memerlukan perhatian pikiran agak lebih dibanding gagasan-gagasan sebelumnya (membuka rental komputer, jasa pengetikan, atau lainnya). Warnet, lazimnya dijalankan sebagai usaha menyewakan (rental) koneksi internet kepada pelanggan/customer. Pelanggan bisa menikmati layanan yang tersedia standar dari internet (browsing, chatting, email, streaming audio-video). Seiring perkembangan teknologi muncul fenomena VoIP (Voice over Internet Protocol), yakni melewatkan data suara/voice via jaringan internet. Dengan VoIP, komunikasi antara Jakarta - London bukan lagi bertarif sambungan internasional (SLI), tetapi setara dengan koneksi lokal internet rumah - ISP. Demikian pula komunikasi Jogja-Aceh, Medan-Jayapura, Surabaya-Tokyo, Paris-New York, dan sebagainya.
Untuk warnet yang menyediakan fasilitas voice chat (chating menggunakan voice), atau kadang juga webcam, customer dapat menikmati betul "kemurahan" internet dalam membantu komunikasi jarak jauh ini.
Seorang mahasiswa yang kuliah di UGM dapat bervoice ria dengan keluarganya atau istrinya di Myanmar atau Uganda dengan tarif hanya 3000 - 4000 rupiah jam. Dengan catatan, kedua pihak sama-sama menggunakan protokol internet (misal: bila si mahasiswa sedang di warnet, keluarga nun jauh di sana bisa berada di warnet pula, atau memiliki koneksi internet di rumah).
Masalahnya, bagaimana bila salah satu pihak tidak memungkinkan terkoneksi dengan internet. Di sinilah peluang membisniskan warnet menjadi wartel mini, misal dengan memanfaatkan beberapa PC untuk layanan telekomunikasi jarak jauh (SLJJ atau SLI). Pada PC tersebut dipasang fasilitas komunikasi suara (optional: video/web cam). Dan pemilik warnet memiliki account pulsa (misal membeli Skype account, atau iConnect) agar bisa tersambungkan antara internet dengan fixed phone. Misal warnet di Jakarta menelpon rumah ke Surabaya, atau warnet di Denpasar menelpon ke rumah di Sydney, dsb.
Sepengetahuan penulis, sekarang layanan VoIP internasioanl banyak bermunculan dengan memberikan harga tarif yang kompetitif. Dari selisih tarif itulah kita bisa mengharap adanya margin keuntungan buat wartel mandiri (tidak melibatkan Telkom).

Demikian sekelumit ide/gagasan mendiversifikasikan warung internet (warnet) menjadi wartel mini melayani SLJJ atau SLI. :)

Friday, April 22, 2005

Jadi designer jilbab freelance

Ide artikel ini penulis angkat dari kejadian nyata yang pernah teralami. Di internet, ada seorang rekan yang usianya masih tergolong muda. Sekarang statusnya adalah sebagai mahasiswi di sebuah perguruan tinggi di Kalimantan. Cerita nya, sejak usia SMU dia sering atau suka corat-coret mendesign baju atau pakaian untuk kaum hawa. Menginjak bangku kuliah dan mulai bersentuhan dengan aktivitas keislaman, corat-coretnya berganti menjadi design jilbab. Cuma aktivitas itu, masih sebatas sekedar sebagai hobby. Katanya, beberapa kali dia diminta rekan-rekan sekampus/sebaya membantu membuatkan design jilbab. Dalam beberapa kesempatan penulis mencoba memberikan "dorongan", agar mencoba mengarahkan ke jenjang yang lebih tinggi levelnya, masuk dunia profesional, menggali aspek ekonomis dari hobby ini. Ringkasnya, apakah tidak mungkin kita mendapatkan materi (uang) dari ketrampilan corat-coret ini. Pernah sekali waktu penulis coba minta dikirimi contoh skets design yang pernah ia buat, dan penulis tunjukkan ke rekan lain yang kebetulan lebih dahulu menerjuni usaha "butik" mini busana muslimah. Komentarnya ternyata kan positif, "bagus-bagus modelnya", katanya.

Barangkali masalahnya ada pada perasaan kurang percaya diri, kurangnya wawasan berkaitan aspek usaha dari bidang ini, atau support dari keluarga, atau semacamnya. Ini diakui sendiri oleh rekan tadi, sewaktu penulis coba tanyakan "mengapa ndak diarahkan ke aspek komersial?". Jawabnya, "wah belum kepikiran ke arah sana".

Padahal sebenarnya, usaha ini bisa dirintis dari level paling sederhana. Bikin design untuk teman-teman yang membutuhkan, kalau dia setuju dengan designnya, minta fee (honor) kepada mereka. Atau coba buat sebuah design, perlihatkan kepada kenalan dari kakak perempuan atau kenalan dari ibu, tetangga, rekan kampus, kenalan di internet dan lain-lain. Tawarkan kepada yang sedang ingin membuat jilbab, bila setuju dengan design, belanja bahan-bahannya (kain), pesan kepada penjahit (tailor) agar dibuatkan jilbab seperti design yang telah dikerjakan. Lalu jual kepada yang sedang memerlukan tadi. Mungkin istilah uniknya, profesi sebagai "Designer (perancang busana) Freelance". Usia dan pengalaman menurut penulis ndak menjadi masalah/kendala. Yang penting punya kreativitas, sense of design art, dan motivasi untuk maju.

Pada level lebih tinggi, bisa juga mencoba menggandeng usaha butik di sekitar tempat tinggal, tawarkan model kerja sama. Mereka pembuat dan penjual, kita yang mendesign. Atau bila mungkin dan memang telah memiliki modal, coba membeli mesin jahit sendiri, rintis usaha butik jilbab. Buat promosi mengenalkan produk baru "haya design", "ahyra collection", "achy muslim fashion", "rahma: busana muslim", dsb. :)
Jadi designer jilbab freelance, mengapa tidak ?

Wednesday, April 20, 2005

Membisniskan barang bekas

Barang bekas, barang second, re-furbish ternyata tidak selamanya berkonotasi "useless". Pengalaman yang pernah penulis jumpai di kota Bandung, ada usaha yang tergolong sukses dalam membisniskan barang bekas. Bahkan tokonya terkenal luas hampir seantero Bandung, karena diberi dengan nama unik "BABE" (BArang BEkas). Idenya sebenarnya sederhana, BABE menyediakan tempat berjualan dan sekaligus memanage penjualan. Adapun supply barang-barang dagangannya sendiri datang dari publik/masyarakat luas. dari mulai sepatu-sandal bekas, arloji, perkakas elektronik, pakaian, alat-alat olah raga, perkakas rumah tangga, alat musik, perlengkapan kantor, sepeda, bahkan hingga mobil bekas pun pernah ada dalam daftar jualan mereka. Promosi usaha nya tergolong aktif (bahkan menurut penulis, inilah kekuatan utama BABE), unik dalam inovasi dan kreatif dengan menggunakan beberapa medium (iklan di radio, media cetak, promosi on-the road, acara offair, dll).
Mekanisme ringkas management nya: setiap item barang dari pelanggan yang hendak dititipkan, dikenai fee titipan (misal Rp 2500) untuk masa waktu tertentu penitipan. Hasil penjualan dari setiap barang yang terjual, BABE pun masih mendapatka komisi sekian persen.

*Bayangkan bila (seandainya) dalam sehari saja BABE menerima titipan spt ini: 50 buah jaket, 100 pasang sepatu, 50 pasang sandal, 20 arloji, 20 jam meja, 30 buah topi, 40 potong kemeja, 25 buah alat dapur, 20 buah alat elektronik, 15 buah alat musik, 25 buah alat olah raga, 50 buah handphone, 35 buah aksesori fashion anak muda, 3 buah komputer, 10 kursi kantor, 30 tas kuliah/kantor. [hmmmm ... menarik bukan bila diakumulasikan dalam sebulan nya]

Ide ini menurut penulis bisa saja diadopsi untuk kota manapun (sekedar info: di Bandung saja, usaha sejenis yang mengikuti jejak BABE banyak bermunculan), dengan penyesuaian kapasitas dan besarnya skala usaha dengan kemampua kita. Bisa saja kita mulai dengan ide "Garage Sale", menjual barang-barang second di garasi. Sambil mencoba menerapkan "resep BABE", toko menerima juga titipan barang jualan dari masyarakat/pengunjung. Lakukan promosi dengan inovatif dan aktif, atur layout tempat usaha semenarik mungkin, go to business !

Selamat mencoba memulai BABE (BArang BEkas), RANGKAS (barang bekas), BASE (barang second), "serba 2nd", "Toko Second" sendiri, dsb :)

Usaha buat sahabat-sahabat putri ?

Ini bukan bermaksud promosi. Karena situs web yang saya sebut berikut memang bukan milik penulis. Wirausaha yang dimaksud memang utamanya ditujukan buat sahabat-sahabat putri, kaum hawa yang hendak menambah penghasilan.
Di masa sekarang, dimana gairah keIslaman muncul di generasi muslim, kalangan terpelajar, pesantren, ibu-ibu istri pejabat, kalangan birokrat, dsb. Seiring hal tersebut muncul fenomena maraknya pemakaian busana muslim/muslimah.
Dari sisi eknonomis, ini mengundang peluang baru akan sebuah usaha, yakni menyediakan perlengkapan busana muslim atau memberikan alternatif dari sebuah busana muslim, dengan range pemakai : remaja, ibu, kaum pria, hingga anak-anak.
Bila modal sendiri tidak dimiliki, bisa mencoba dengan sistem lain, yakni menjadi mitra dari sebuah usaha yang sudah dirintis oleh orang lain. Atau dengan kata lain, menjadi wirausaha dengan modal "ketrampilan menjual".

Di jaman cyber seperti sekarang, antara mitra satu dengan mitra lainnya, atau pengusaha induknya bisa jadi berbeda lokasi kota, pulau, provinsi atau bahkan negara. Dengan menggunakan fasilitas internet (email, chatting, website) semua kegiatan usaha tetap bisa dijalankan tanpa terhalangi kendala jarak. Cobalah salah satu tawaran yang penulis jumpai di internet yakni menjadi mitra penjual busana (muslim).

http://www.islamiati.com

Sasaran penjualan bisa di kalangan aktivis Islam, mahasiswa muslim, komunitas muslim (pesantren-misalnya), komunitas organisasi pemerintah atau non pemerintah (lewat media arisan ibu2 - misalnya), atau dari kalangan umum.
Strategi marketing, coba mulai dari yang paling mudah, "mulut ke mulut", "door to door", dst.
Perhatikan kualitas produk yang dijual, ketepatan waktu pengiriman barang (untuk mitra yang berlokasi jauh dengan perintis/pemilik usaha), serta harga yang bersaing dengan harga pasar lokal. Selamat mencoba. :)

Saturday, April 16, 2005

Menjadi penerjemah, wira usaha -bisa- modal "dengkul"

Selama ini bila orang berpikir tentang wiraswasta atau wirausaha, termasuk point penting yang perlu diperhatikan adalah soal "modal" atau biaya yang diperlukan untuk memulai usaha tersebut. Sebenarnya apakah ada model usaha yang bermodal minim sekali, hampir-hampir hanya bermodal (kata orang) "dengkul". Menurut saya, bila kita memiliki satu atau lebih jenis kemampuan/ketrampilan, sebenarnya banyak yang bisa dikerjakan.

Misalnya adalah menjadi penerjemah/translator. Ketrampilan yang diperlukan adalah kemampuan bahasa asing (Inggris, Prancis, Mandarin, Korea, Jepang, Portugis, Jerman, dll). Jenis pekerjaan inipun bisa dimulai dengan sistem paruh waktu, misal bahkan sejak usia SMU (byar SMU tapi sudah jago bahasa asing - misalnya).

Nah, langkah berikutnya tinggal membuat promosi, menjual jasa kita. Contoh sederhana: membuat iklan poster, ditempel di tempat rental komputer, rental internet, iklan via chatting internet, iklan dari mulut ke mulut :) menawarkan ke mahasiswa-mahasiswa yang sedang menempuh kuliah jenjang S-2, titipkan kartu nama ke banyak orang, dan sebagainya. Yang perlu juga mendapat perhatian, soal kualitas terjemahan dan harga jasa yang menarik. Semakin baik kualitas terjemahan dan harga jasa juga "berani agak miring" kayaknya bakal mudah mendapat pelanggan.

Kalau sudah semakin OK kualitas, berikutnya bisa dipikirkan mengembangkan "market", semisal mencoba menawarkan ke penerbit-penerbit, percetakan, kantor, dll. Selamat mencoba "resep" sederhana ini. Good luck, sayonara, adios !

Tuesday, April 12, 2005

Cerita 6 anak muda bikin warnet di Bali

Blue Internet awalnya dibangun "ide sejenak" dari 6 orang anak muda Bali yang pengen mendirikan warnet lebih tepatnya "tempat ngumpul" yang selain berfungsi sebagai warung internet penyedia akses internet dan juga sebagai komunitas anak muda khususnya anak muda Bali yang saling sharing dalam bidang teknologi informasi, menjadi lebih gaul en funky, meningkatkan kreatifitas, inovatif, dan tentu saja tetap meng-ajeg-kan budaya Bali. Selain itu kami menyadari pengaruh budaya yang masuk ke Bali dan kondisi ekonomi saat ini membuat anak muda Bali sering terjebak dalam "nongkrong di pos kamling berteman arak", kebut-kebutan, tajen, narkoba... dll... dan semoga Blue Internet sedikitnya mampu mengobati "keputusasaan" atau setidaknya sanggup menjawab tantangan "kehampaan" atas kondisi yang terjadi sekarang ini di Bali ..

ikuti kisah seru dan kreativitas mereka di :
http://www.iloveblue.com/blue-internet/


[sorry nih made-made, artikel ini buat nambah-nambah kaya content blog kita aja, byar makin rame .. :p thanx before]

Jadi Web Designer, siapa takut ?

Kalau anda suka browsing di internet, mungkin akan pernah melihat ratusan atau bahkan ribuan jenis website yang ada. Mulai yang cool, menarik, biasa, hingga yang (hmmm ...) minimalis - beginner. Sekarang Anda ingin punya pendapatan, skill pas-pasan, tapi modal ada seperti komputer. Jangan patah semangat. Jadi web design freelance, berani coba ?

Modal yang diperlukan :
1 unit komputer kerja yang agak bagus speknya, misal (minimal) Pentium 3, RAM 128, HD 20 GB, VGA 32MB, ada CD ROM, support USB, floppy. peralatan tambahan (kalau sanggup beli): printer, scanner, CD-RW. Di dalamnya terpasang software semacam : Macromedia Dreamweaver, Macromedia Flash, Adobe Photoshop, (optional) : Swish, Fireworks, dll.
Kalaupun harus beli komputer, modal minimal dibutuhkan sekitar Rp 3 juta.

Berikutnya, untuk memulai usaha ini, pastikan dulu anda cukup memiliki skill/ketrampilan yang memadai untuk membangun sebuah website, minimal sebuah web statis (HTML pages). Komponen yang perlu dipahami : HTML, CSS, Javascript (bisa diambil dari freesource di internet), olah image (Photoshop), banner animasi (Image Ready atau Flash). Tingkatkan kemampuan dengan banyak belajar, membaca, dan berlatih; bisa lewat buku, e-book, tutorial di internet, mengikuti forum, milis, mengamati website buatan orang lain. Carilah banyak ide dengan sering surfing di internet. Cobalah asah kemampuan dengan membuatkan web pribadi untuk sendiri, untuk rekan, organisasi atau mantan kampus sekolah. Buat semenarik mungkin, minta tanggapan/masukan orang lain. Apa yang kurang/perlu diganti/direvisi. Setelah makin OK kemampuan kita, percaya diri !

Untuk memulai mencari client, coba tawarkan jasa web design kita lewat forum/media chatting, penawaran ke teman-teman via email, cari unit-unit usaha kelas kecil-menengah yang memasang iklan di media cetak dan belum memiliki website. Coba bikin demo web nya. Tawarkan dengan melalui proposal resmi. Calon client ini bisa : klinik, RS kecil, restoran, penginapan, hotel melati, guest house, apotik, cafe, organisasi nirlaba, keluarga agak mapan, rental mobil, toko kelontong, mini mart, lembaga kursus, salon, home industry, pemilik usaha perkebunan, perikanan, dll (anda bisa buat list sendiri).

Karena masih pemula, cobalah pasang harga jasa design dengan cukup ekonomis yang membuat calon client tertarik, tetapi kualitas hasilnya tetap perlu dijaga demi membangun image. Misal saja : Rp 200 ribu (8 - 10 halaman HTML). Ingat, semakin "cool" hasil pekerjaan, nanti dengan sendirinya harga "skill" kita pun bisa kita sesuaikan.
Cari di internet web hosting (tempat menaruh file-file web) yang cukup bonafid, tetapi harga agak "miring". Setidaknya, yang Customer Service nya OK.

Jangan lupa: buat media komunikasi calon client dengan anda dengan berbagai sarana: telepon, SMS, email, Yahoo Messenger, dll.

Kalau sudah mahir dengan static web, nanti coba menambah dengan belajar dynamic web-nya (pakai script ASP atau PHP, sekalian dengan database nya : MySQL, MS SQL, Postgres, dll). Selamat mencoba dan mulai berpromosi.

Bagaimana ... murah dan mudah kan. Semoga bermanfaat ! :)

Thursday, April 07, 2005

Arahkan Pembinaan Pemuda ke Wirausaha

Jakarta, Kompas - Daripada terjebak dukung-mendukung kepentingan politik, pembinaan kepemudaan lebih produktif jika diarahkan ke sektor wirausaha. Sektor wirausaha memungkinkan pemuda mengembangkan kemandiriannya, sekaligus memperluas akses lapangan kerja bagi masyarakat usia produktif. Sebagai perangsang, Depdiknas secara rutin menggulirkan program pendidikan kecakapan hidup terhadap pemuda yang punya nyali untuk berusaha mandiri.
Lihat artikel selengkapnya di halaman web:
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0406/17/humaniora/1090527.htm

Strategi Penciptaan UKM Tangguh

Strategi Penciptaan Wirausaha (Pengusaha) kecil menengah yang tangguh
Oleh : Tjahja Muhandri

Wirausaha merupakan istilah yang diterjemahkan dari kata entrepreneur. Dalam Bahasa Indonesia, pada awalnya dikenal istilah wiraswasta yang mempunyai arti berdiri di atas kekuatan sendiri. Istilah tersebut kemudian berkembang menjadi wirausaha, dan entrepreneurship diterjemahkan menjadi kewirausahaan. (Kamus Manajemen – LPPM). Wirausaha mempunyai arti seorang yang mampu memulai dan atau menjalankan usaha.
Artikel selengkapnya, bisa dilihat pada halaman web berikut : http://rudyct.tripod.com/sem1_023/tjahja_m.htm

Tuesday, April 05, 2005

Beberapa aspek dalam wirausaha

Bagi anda yang masih kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan, jangan berkecil hati. Cobalah paradigma pemikiran lain, membuka usaha swasta sendiri (wirausaha). Dalam memulai usaha ini, ada beberapa aspek yang mungkin bisa membantu menyegarkan diskusi kita.
- aspek modal (darimana modal hendak kita dapatkan: uang sendiri, pinjam teman, patungan ?)
- aspek skill (kemampuan/ketrampilan apa yang kita miliki untuk menerjuni dunia wirausaha: komputer, otomotif, menjahit/fashion, elektronika, fotografi, masak-memasak, dll ?)
- aspek akomodasi (bagaimana lokasi tempat kita akan memulai sebuah usaha: strategis, perlu mencari lokasi baru, tempat sendiri ataukah menyewa/kontrak, bagaimana lingkungan sekitar ?)
- aspek kompetisi (bagaimana keberadaan usaha sejenis yang telah lebih dulu beroperasi ?)
- aspek pasar/market (menjadi peluang positif ataukah tidak cocok dengan usaha ?)
- aspek SDM (siapa saja yang akan turut serta menjalankan usaha ini ?)
- aspek teknologi (kemampuan atau kesiapan penyerapan terhadap aspek teknologi terkini untuk usaha ini ?)
- aspek dukungan dari pihak lain (partner), bila usaha ini form-nya menjadi bagian dari mata rantai sebuah proses produksi yang lebih besar

Semoga bisa menjadi bahan masukan untuk discuss :)

Dunia Software House

Di kalangan orang-orang teknologi informasi, istilah Software House sudah tidak asing lagi. Term ini merujuk kepada sekelompok orang atau individu atau perusahaan kecil yang melakukan bisnis dalam bidang pembuatan perangkat lunak (software). Produk yang dihasilkan bisa spesifik untuk client tertentu (seperti aplikasi intranet untuk sebuah company) , atau bersifat umum (seperti aplikasi untuk toko, apotik, rental mobil, dll) yang bisa digunakan oleh banyak client.
Hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam usaha bidang ini:
1] Ujung tombak untuk mendapatkan banyak client terletak pada kekuatan marketing (pemasaran).
2] Kepuasan pelanggan (client) berkaitan dengan produk dan layanan yang diberikan oleh software house. Termasuk pula di sini keaktifan pihak customer support dalam mem-follow up si client pasca penyerahan produk.
3] Developer team (tim pengembang) yang handal: yakni para programmer yang ada di balik suatu produk/aplikasi. Di tangan mereka lah, sebuah produk handal dihasilkan.

Kebutuhan perangkat dan SDM :
- lokasi/tempat sebagai camp kerja, yang membuat betah/nyaman para pegawai di dalamnya
- 3 sampai 4 unit komputer client dengan spesifikasi "powerfull" (misal Pentium 4, RAM 256, VGA 128, HD 40 GB, konfigurasi LAN), 1 unit komputer server yang stabil (misal: untuk kegiatan simulasi atau testing aplikasi), koneksi internet (untuk kondisi sekarang sangat penting memilikinya)
- program-program sumber (master installer) yang cukup lengkap untuk instalasi bila sewaktu-waktu diperlukan
- sarana komunikasi pendukung: handphone, fixedphone (telkom), pager [optional]
- sumber bacaan sebagai referensi : buku, majalah, e-book, journal, surat kabar, dll
- Team sukses, cobalah membuat konfigurasi SDM seperti ini : 1 orang project leader (sbg marketting & negosiator), 1 Networking & Web application specialist, 1 Graphic & Web designer specialist, 1 Desktop Application specialist, 1 Sales & Customer support.

Perkiraan kebutuhan dana awal untuk memulai usaha :
komputer (Rp 16 juta), komunikasi (Rp 1 juta), internet (Rp 1 juta), promosi & marketing (Rp 2 juta), biaya lain (Rp 5 juta). Total sekitar Rp 25 juta.

TIPS
Untuk mendapatkan sebuah project/order, bisa dilakukan berbagai macam cara, seperti: melalui rekan/kolega yang berpotensi bisa memberikan project, promosi lewat iklan di media cetak atau internet, hunting project di internet, metode jemput bola (langsung membuat proposal dan penawaran kepada calon client yang berpotensi membutuhkan produk/jasa IT)
Bila modal yang ada minim, tetapi kemampuan/skill IT nya mencukupi, cobalah dengan metode "kumpul bareng" sesama SDM IT membuat usaha gotong royong, masing-masing membawa "sumbangan modal" seperti komputer dan lain-lain, sedangkan output dari hasil project bisa diatur seproporsional mungkin yang menyenangkan semua pihak. :)

Sementara ini dulu ... to be continued

Monday, April 04, 2005

Membuka Usaha Pelatihan Komputer

Salah satu jenis aktivitas yang mungkin tidak akan berhenti adalah bidang pendidikan. Karena manusia akan senantiasa membutuhkan ilmu. Sementara itu, sudah banyak lembaga pendidikan formal maupun non-formal yang telah berdiri untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Komputer termasuk salah 1 bidang yang memiliki banyak cabang ilmu yang memungkinkan untuk digali dan diajarkan.
Ada beberapa skema pilihan yang mungkin dalam usaha jenis ini:
1] Kita sebagai pemilik, pengelola dan pelaku langsung (misal sbg trainer).
2] Kita sebagai penyedia fasilitas (tempat dan perlengkapan), SDM dari luar.
3] Kita sebagai pengelola atas fasilitas milik orang lain.
Image hosted by Photobucket.com
Daftar kebutuhan :
tempat dan lokasi yang strategis (dekat lingkungan pendidikan: sekolah, kampus; atau perkantoran)
perangkat komputer (sesuai dengan kapasitas ruang dan modal tersedia)
peralatan mengajar : whiteboard, papan tulis, meja-kursi siswa, dll
perlengkapan administrasi : form pendaftaran, sertifikat, stempel, kwitansi, modul pelatihan, papan pengumuman, absensi siswa, dll
plang nama atau neon box nama usaha agar mudah dikenali masyarakat
[optional] mengurus perijinan bila memungkinkan, untuk aspek legalitas sertifikat dan keberadaan lembaga; namun bila usaha hanya skala privat/kecil, hal ini bisa diabaikan lebih dahulu.
bahan promosi : poster, pamflet, kartu nama, spanduk, brosur

Perkiraan biaya modal ::
4 unit PC (4 juta), networking (500 ribu), interior (fan, furniture : 600 ribu), administrasi dan promosi (750 ribu), biaya lain (150 ribu) ; total perkiraan modal = Rp 6 juta

TIPS:
- pilih jenis pelatihan yang masih sedikit lembaga sejenis yang mengadakan, hal ini akan dapat memperkecil tingkat kompetisi
- buat interior/fasilitas yang nyaman buat siswa (AC atau fan; toilet; free drink), menjaga kebersihan dan kerapihan tempat usaha
-sering mengikuti trend perkembangan dunia komputer (hardware maupun software)
-meminta feedback (input balik) dari siswa untuk perbaikan kualitas pelatihan
-senantiasa meningkatkan performance bisnis yang dijalankan

Semoga bermanfaat :)

Saturday, April 02, 2005

Memulai usaha jasa pengetikan

MENGAPA
Beberapa alasan dapat menjadi jawaban untuk memulai usaha ini. Seperti: tidak semua orang memiliki mesin ketik apalagi komputer. Bila pun memiliki, tidak semua orang memiliki cukup waktu mengerjakannya. Kebutuhan pengetikan dokumen terjadi hampir setiap hari. Ketrampilan dan besarnya modal yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha ini relatif mudah dan terjangkau.
BAGAIMANA
Siapkan kebutuhan perangkat keras yang dibutuhkan: 1 set komputer, 1 set printer, plang nama/neon box, kertas HVS, buku catatan transaksi. Bila modal untuk kebutuhan komputer juga belum tersedia, masih bisa disiasati dengan pergi ke tempat rental komputer untuk menyelesaikan order.
PERKIRAAN ANGGARAN
Perangkat komputer built up 1 set Pentium II kondisi second, sekitar 1 juta; ditambah 1 set printer 250 ribu; kertas HVS dan alat administrasi 100 ribu. Plang nama 50 ribu. Perkiraan total anggaran dibutuhkan untuk memulai usaha ini sekitar 1,5 juta rupiah.
AYO MULAI
Buat promosi kecil, bisa dengan menyebarkan brosur, pamflet, menempel poster promosi di tempat-tempat umum, membagi kartu nama, memasang neon box di depan lokasi usaha.
TIPS
Karena ini termasuk usaha jenis jasa, maka utamakanlah kepuasan pelanggan. Ini bisa membantu membangun citra/image positif bagi usaha yang sedang dirintis. Pahami dengan jelas "apa sebenarnya yang dikehendaki pelanggan", tentang outputnya. Konfirmasikan detil order yang diterima, untuk mengurangi resiko kesalahpahaman, sebelum memulai mengerjakan order ketikan. Usahakan penyelesaian order tepat waktu sesuai dengan kesepakatan. Bila "kebanjiran" order, kurangi resiko dengan menolak order melebihi kemampuan beban kerja; atau bila memungkinkan, cari SDM instan baru (kerabat, sanak family, teman, dsb) untuk membantu menyelesaikan order yang berlimpah. Buatlah kebijakan penetapan harga yang kompetitif, dapat bersaing dengan pelaku usaha lain dengan jenis serupa. Misal untuk saat sekarang, biaya jasa pengetikan dokumen standar (kertas ukuran A4, margin 4-4-3-3 cm, ukuran huruf 12 point, spasi 1.5) = Rp 1000 /lembar halaman jadi, dokumen tabel = Rp 1500 /lembar halaman jadi, dsb.
Selamat mencoba, semoga bermanfaat !

Selamat Datang

Selamat datang di blog wirausahakita.

Blog ini dimaksudkan sebagai wadah, tempat atau media berbagi pengalaman dan wawasan dalam berwirausaha, terutama bagi sahabat-sahabat yang ingin bermaksud memulainya, atau memperkaya kreativitas dan wawasannya.
Jenis usaha tidak dibatasi ragamnya, asalkan selama itu halal dan jelas. Tidak terkategori haram atau membahayakan manusia dan lingkungan.
Bantuan, dukungan, saran dan kritik yang membangun; kiriman beragam artikel akan sangat membantu mengembangkan misi dari blog ini.
Akhir kata, semoga upaya kecil ini bermanfaat dan memberi nilai positif bagi kita semua. Semoga. Amiin. :)